Menikah lebih baik dilakukan sekali untuk seumur hidup. Tapi ada juga kemungkinan untuk pasangan yang sudah menikah bisa berpisah alias cerai. Alasan seseorang untuk bercerai ada banyak dan mungkin bisa berbeda dengan pasangan lainnya. Kalau sudah cerai tentu akan ada kerugian. Rugi waktu, fisik, tenaga, mental, uang, dan mungkin masih ada rugi yang lain. Untuk tidak salah mengambil keputusan untuk menikah, sebenarnya kita bisa mencari tahu mengenai pasangan kita secara mendalam ketika masih berada dalam tahap pacaran. Jika ada ditemukan perbedaan yang tidak bisa ditolerir, hubungan asmara bisa segera diakhiri sebelum akhirnya sampai ke pelaminan. Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa dia sebenarnya tidak cocok untuk dijadikan pasangan seumur hidup.
Sudah menjadi tugas orang tua untuk membesarkan dan mengarahkan anak ke arah yang anak inginkan. Ketika sudah dewasa, sudah bukan menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengurus anak. Anak tersebut yang harus mengurus dirinya sendiri, tidak bergantung dengan orang lain dan bahkan tidak bergantung pada pasangannya.
Kamu yang memiliki pasangan, apakah kamu merasa ketika menjalani hubungan asmara lebih merasa seperti orang tuanya ketimbang pasangannya. Jika kamu merasa lebih merasa seperti orang tua yang mana terus membimbing, mengarahkan, bahkan sampai memilihkan pilihan juga kamu yang melakukan, ini bukanlah tanda yang baik. Ini tandanya pasangan kamu belum memiliki kedewasaan. Ketika nanti menikah, akan ada banyak pilihan yang harus diambil secara bersama-sama, bukan kamu melulu yang ambil keputusan.
Tidak ada manusia yang ingin tidak dihormati dan dihargai, semuanya pasti mau akan hal itu. Ketika menjalani hubungan, idealnya setiap pasangan memperlakukan kekasihnya sebagaimana kekasihnya mau diperlukan. Singkatnya diperlakukan secara spesial karena yang namanya kekasih pasti dia itu adalah sosok penting dan berharga dalam hidup.
Ketika kamu melihat bahwa kamu tidak mendapatkan perlakuan yang spesial, tidak dihormati, dan tidak dihargai, tidak ada alasan untuk mempertahankan hubunan tersebut. Ini menjadi salah satu tanda bahwa dia bukanlah orang yang tepat untuk diajak ke pelaminan. Kecuali dia mau merubah sikapnya, baru bisa dipertimbangkan untuk melanjutkan hubungan asmara.
Jangankan menjalani hidup pernikahan, ketika masih dalam tahap pacaran saja pasti ada pasang surutnya. Selalu ada masalah yang akan datang dan menguji apakah kalian bisa bertahan atau tidak. Ada masa-masanya salah satu mengalami masalah berat, ada juga momen kedua-duanya mengalami masalah. Bagaimana sebaiknya untuk menghadapi masalah ini?
Normalnya, sebuah masalah yang datang entah itu untuk salah satu pihak atau untuk kedua pihak, masalah ini dijadikan masalah bersama. Coba belajar dan latihan untuk menyelesaikan masalah tersebut berdua. Seandainya tidak bisa membantu 100%, setidaknya berilah dukungan, jangan biarkan dia menjalani masalah tersebut seorang diri. Kalau tidak bisa membantu atau suportif, buat apa juga menjalani hubungan asmara. Jangan-jangan nanti setelah menikah, masalah mu adalah masalah mu, sedangkan masalah ku harus jadi masalah kita bersama.
Bukan hal baru lagi kalau ada pasangan yang menikah memutuskan untuk bercerai karena alasan beda prinsip. Ada yang baru menikah langsung bercerai dan ada juga yang bercerai setelah menunggu beberapa waktu. Yang membingungkan, kenapa kalian bisa memutuskan untuk menikah ketika tahu ternyata adanya perbedaan prinsip. Ketika pacaran, kalian melakukan apa saja?
Tahap pacaran adalah tahapan untuk mencari tahu semua informasi terkait pasangan kalian. Kalian kan pacaran untuk ujung-ujungnya menikah. Jadi kalian harus tahu positif dan negatif dari pasangan kalian. Ketika ada perbedaan pola pikir, pendapat, dan prinsip yang tak bisa ditolerir, setidaknya hubungan cinta yang dijalani bisa diakhiri lebih awal sebelum sampai akhirnya menikah.
Masalah pasti akan datang cepat atau lambat. Mau itu kalian yang masih dalam level pacaran atau yang sudah menikah, masalah pasti akan ada. Bagus kalau bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin tanpa harus ribut panjang. Tapi bagaimana kalau yang terjadi malah sebaliknya? Masalah yang datang, tidak bisa selesai, kalau pun selesai pasti ada ribut-ributnya. Ributnya bukan ribut biasa, bahkan sampai muncul keingingan untuk berpisah.
Jika di kepala kalian selalu muncul keinginan untuk berpisah, ini sudah tanda jelas bahwa hubungan kalian tidak sehat. Sebenarnya kalian sadar bahwa ada ketidak cocokan antara kalian dengan pasangan. Tapi karena masih berpikir capek untuk mencari pasangan yang baru, sudah mengeluarkan waktu, dan uang banyak, jadi memutuskan untuk bertahan dengan yang sekarang. Ketika menikah, masalah akan tetap hadir, dan pikiran untuk berpisah juga kembali muncul.
Berpisah saat masih pacaran itu meski sulit tapi lebih bagus daripada memutuskan berpisah saat sudah menikah. Biaya menikah, cathering, cincin kawin, dan waktu, itu kerugian yang sulit untuk dilupakan.
Gaslighting adalah salah satu istilah populer di zaman sekarang. Ini adalah salah satu bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam hubungan asmara. Pelaku gaslighting akan memanipulasi korbannya sehingga si korban selalu mempertanyakan keputusan yang ia ambil. Apakah ia mengambil keputusan yang benar atau salah. Bisa juga ketika terjadi masalah, yang salah adalah si pelaku gaslighting, tapi ia bisa membuat justru pasangannya yang melakukan kesalahan dan si korban meng-iyakannya.
Memang perilaku gaslighting ini juga sering terjadi, menyebalkan, dan cukup sulit untuk si korban sadar bahwa dirinya korban karena pelaku gaslighting sangat ahli dalam memanipulasi seseorang. Butuh bantuan orang lain untuk bisa menyadarkan si korban bahwa sebenarnya ia bukanlah yang salah melainkan pasangannya yang salah. Bagi kamu yang bisa menyadari lebih awal kalau pasangan memiliki kecenderungan melakukan gaslighting, lebih baik tinggalkan saja orang tersebut.
Semua orang pasti punya sisi buruk atau negatif, ketika menjalin hubungan asmara, pasangan yang baik tentu bisa membuat kebiasaan buruk tersebut perlahan-lahan berkurang lalu berhenti total. Misalnya pasangan punya hobi merokok, pasangan yang baik bisa membuat pasangannya tersebut untuk berhenti merokok. Selama itu bisa memberikan efek positif, kenapa tidak dilakukan.
Apakah pasangan yang bersamamu sekarang bisa memberikan pengaruh yang baik atau justru membuat kamu malah semakin buruk? Jika kamu merasa bahwa pasangan hanya mendiamkan perilaku buruk dan tidak mengkoreksi, itu tandanya dia cuek alias tidak perduli. Bagaimana mungkin menjalani hubungan cinta dengan orang yang cuek seperti itu. Pasangan yang baik harusnya bisa membuat kamu berubah menjadi individu yang lebih baik. Kalau tidak atau malah dia menularkan kebiasaan buruknya ke kamu, itu bukanlah pasangan yang tepat untuk diajak menikah.
Komunikasi memang menjadi kunci hubungan bisa berjalan dengan baik. Tapi ada satu hal yang jangan dilupakan yang tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Hal penting tersebut adalah kejujuran. Buat apa komunikasi lancar tapi isinya hanya kebohongan. Ungkapan berbohong untuk kebaikan itu tidak masuk akal.
Orang yang pernah berbohong sekali pasti akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan yang pernah dibuat dulu. Berapa kali kamu memergoki pasangan kamu berbohong? Sekali atau berkali-kali? Mungkin kalau baru sekali masih bisa diberikan maaf, tapi kalau sudah berkali-kali, kenapa masih diberikan kesempatan. Jika dalam pacaran saja masih bisa berbohong dan berkali-kali, apa yang membuatmu berpikir kalau menikah nanti tidak akan berbohong lagi.
Menjalani hubungan asmara itu harus dijalani oleh kedua pihak. Jikalau kamu terus yang menjalaninya sendiri atau berusaha sendiri untuk menjaga hubungan tetap berjalan dengan baik, kamu harus bertanya dengan diri sendiri. Apakah kamu sedang menjalani hubungan asmara atau sedang dikerjain.
Ketika kamu sudah merasa selalu menjadi pihak yang berjuang sendiri sementara pasangan malah biasa-biasa saja dan malas-malasan dalam menjalani hubungan, tidak menjadi masalah kalau kamu memutuskan untuk pisah. Jangan sampai kalian tetap mempertahankannya sampai menikah dan menyesal kemudian.
Masih bingung apa tanda yang menunjukkan bahwa pasangan yang berada di sampingmu sekarang ini bukan orang yang tepat untuk dinikahi, coba deh kalian mengingat kembali kejadian yang lalu-lalu. Apakah pernah pasanganmu itu melakukan kekerasan? Kekerasan di sini bukan cuma kekerasan fisik tapi juga kekerasan mental.
Jika sudah pernah terjadi kekerasan fisik dan mental, itu sudah tanda jelas bahwa hubungan yang dijalani adalah hubungan yang toxic. Baru jadi pacar saja sudah main kasar, sudah melukai perasaan, untuk apa dipertahankan. Kalau pun kamu termasuk orang yang baik, berikan batasan pada pasanganmu. Jika terjadi pertama, masih bisa diberi maaf. Tapi kalau sudah dua, tiga, bahkan lebih masih begitu terus, tidak perlu ragu, tidak perlu takut, akhiri hubungan tersebut.
Jika pasanganmu tersebut memberikan ancaman, minta bantuan pada orang terdekat. Kalau perlu laporkan ke pihak yang berwajib jika memang sudah dirasa berlebihan. Bahkan kekerasan dalam hubungan asmara saja sudah ada pasal kekerasan yang bisa kalian gunakan untuk membela diri.