home -> Lainnya -> 10 Tanda Kamu Memiliki Kemampuan Komunikasi Yang B...
01 Oktober 2023 06:43

10 Tanda Kamu Memiliki Kemampuan Komunikasi Yang Buruk

Oleh serba_tahu dalam Lainnya pada March 05, 2023

Kemampuan komunikasi bisa menentukan informasi yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik atau tidak. Kalau si pembicara dan lawan bicara tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, maka informasi yang disampaikan belum tentu bisa tersampaikan dengan baik. Salah paham berujung dengan pertikaian juga bisa terjadi gara-gara komunikasi yang buruk, Untuk menghindari hal tersebut tentu seseorang harus belajar bagaimana cara untuk berkomunikasi yang baik dan menjauhi yang buruk, Tanda atau ciri-ciri yang akan dibahas di bawah ini harus kalian hindari karena ini menandakan kamu memiliki komunikasi yang buruk.

10. Tidak Menatap Mata

eye contact

Ketika berbicara dengan orang, kita harus fokus pada orang tersebut. Caranya adalah dengan menatap matanya. Mau itu di budaya Barat dan Timur, menatap mata lawan bicara adalah suatu kewajiban. Hanya orang yang sedang menutupi sesuatu atau takut yang enggan menatap mata lawan bicaranya.

Jika ingin kalian mau memiliki kemampuan berbicara yang baik, berlatihlah untuk menatap lawan bicara. Tidak perlu melihat usia atau gender, mau itu tua, muda, perempuan, atau laki-laki, yang namanya bicara dengan seseorang harus berhadapan dan saling tatap. Kalau lawan bicara di depan kalian tapi mata menatap ke arah yang lain, memangnya kalian sedang berbicara dengan siapa?

9. Berharap Orang Lain Mengerti Apa Yang Kamu Pikirkan

berharap orang mengerti

Ketika diadakan sebuah diskusi, diharapkan adalah diskusi tersebut terjadi pertukaran pendapat. Semua orang yang terlibat dalam diskusi tersebut diharapkan menyampaikan pendapatkanya. Untuk bisa menyampaikan pendapat berarti orang tersebut harus berbicara. Kalau tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, maka diskusi tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Orang bisa mengetahui apa pendapat kamu berarti kamu harus menyampaikan apa yang kamu pikirkan. Kamu tidak bisa hanya duduk diam dan berharap atau berasumsi bahwa lawan bicara kamu bisa mengerti apa yang kamu inginkan. Kamu harus berbicara dan menjelaskan apa yang kamu mau. Kalau tidak dibicarakan, bagaimana orang bisa tahu apa yang kamu inginkan.

8. Terlalu Cepat Menekan Tombol "Send"

send button

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa sebelum berbicara, coba dipikir dahulu. Apakah yang mau diucapkan itu sudah benar atau tidak. Apakah yang mau diucapkan benar-benar layak diucapkan atau tidak. Hal yang sama juga harus diterapkan ketika kalian bersosial media. Sosial media sekarang bukan cuma ajang mencari teman tapi juga menjadi tempat untuk berkomunikasi. Apakah yang mau kamu posting sudah benar dan layak untuk diposting?

Kebanyakan orang merasa bahwa ini sosial media mereka, jadi mereka bebas memposting apa yang mereka mau. Begitu selesai diketik, mereka langsung menekan tombol post atau send. Mereka tidak berpikir apakah postingan mereka benar dan layak atau tidak. Alhasil, mereka malah menjadi bahan ejekan banyak orang di internet. Atau mungkin ada pihak yang tersinggung dan mengirim tuntutan. Sebelum memposting atau mengirim pesan, coba dibaca lagi apa yang diketik. Jangan terlalu cepat menekan tombol send.

7. Tetap Diam Karena Takut Salah

diam takut salah

Meski ada pepatah yang mengatakan bahwa diam adalah emas, bukan berarti kamu mengaplikasikan pepatah tersebut di setiap saat. Tidak semuanya kamu harus diam, kalau memang kamu berada di waktu yang mengharuskan kamu bicara, kamu tidak bisa diam saja. Itulah saat kamu bicara, tidak perlu takut.

Perasaan takut berbicara ini bisa muncul karena orang tersebut punya kemampuan bicara yang tidak begitu bagus. Jadi daripada mengatakan suatu yang salah, lebih baik memilih untuk diam. Tapi dengan diam juga bukan berarti kamu melakukan hal yang benar. Bagaimana kamu tahu kalau kamu salah kalau berbicara saja sudah takut. Kalau ternyata kamu salah berbicara, akan ada orang yang mengkoreksi. Dari sanalah kamu bisa belajar untuk berbicara lebih baik. Kamu akan bisa berkembang menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.

Yang semula kamu pemalu, takut bicara, dengan terus belajar dari kesalahan, siapa tahu kamu malah menemukan bakat terpendam kamu yaitu berbicara di depan banyak orang.

6. Tidak Perduli Dengan Perasaan Orang Lain

tidak perduli perasaan orang lain

Pepatah mengatakan bahwa lidah lebih tajam dari pisau. Pepatah tersebut benar adanya karena dengan lidah kita bisa mengucapkan kalimat yang bisa saja melukai perasaan orang lain. Menyembuhkan perasaan yang luka lebih sulit dari pada menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh benda tajam. Lukanya bisa membekas bahkan sampai puluhan tahun.

Supaya bisa menjadi pembicara yang baik, kamu mau tidak mau harus belajar juga bahwa orang lain punya perasaan. Sebelum mengatakan sesuatu, kamu harus berpikir apakah kata yang kamu ucapkan ini bisa menyinggung orang lain atau tidak. Mungkin bagi kamu, itu adalah bercanda, tapi bagi orang lain belum tentu.

5. Berasumsi Paham Apa Yang Dibicarakan

asumsi paham

Berasumsi paham apa yang dibicarakan oleh seseorang biasanya terjadi pada anak sekolah. Ketika guru bertanya apakah semua murid sudah paham, murid akan kompak menjawab paham. Ada kemungkinan memang muridnya paham atau muridnya tidak tahu apa yang mau ditanya jadi biar cepat selesai dan pulang, menjawabnya dengan sudah paham.

Jika memang ada yang tidak diketahui sebaiknya ditanyakan saja. Jangan pernah malu bertanya karena malu bertanya akan membuat kalian tidak tahu apa-apa. Jangan berasumsi kalian sudah paham karena asumsi tersebut bisa saja asumsi yang salah. Lebih baik kalian bertanya dengan hasil akhir kalian jadi jelas dengan duduk perkara yang dibicarakan.

4. Membuat Pertanyaan Yang Buruk

membuat pertanyaan buruk

Dalam berkomunikasi pasti ada pembicara dan ada pendengar. Semua orang bisa jadi pendengar, hanya cukup duduk, diam, dan memperhatikan apa yang pembicara bicarakan. Tapi ketika interaksi meningkat dan si pembicara menginginkan adanya interaksi dengan pendengar dan pendengar diberi kesempatan untuk bertanya, apakah mereka bisa membuat pertanyaan yang bagus?

Jika benar-benar memperhatikan pastinya bisa membuat pertanyaan yang berkualitas. Lain cerita dengan orang yang tidak mendengarkan dengan baik. Pertanyaan yang dilempar biasanya yang jawabannya sudah diberikan pada saat si pembicara bicara. Atau, bisa jadi pertanyaan yang dibuat tidak ada kaitannya sama sekali dengan topik pembicaraan.

3. Tidak Mendengarkan Dengan Baik

not listening

Kalau kamu sedang berbicara dengan seseorang tapi orang lain sibuk dengan hal lain, apa yang kamu rasakan? Pasti kamu merasa kesal bukan? Bukannya orang berbicara didengarkan, orang tersebut malah sibuk sendiri, fokus dengan smartphone atau hal lain. Ini juga bisa dirasakan oleh orang lain kalau kamu bukannya mendengarkan dengan baik malah sibuk sendiri.

Bukan cuma kamu dicap sebagai orang yang tak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kamu juga bisa dinilai sebagai orang yang tidak sopan. Orang yang berbicara bisa jadi berpikir negatif bahwa sebenarnya kamu tidak ingin mendengarkan dan seakan memberi sinyal pada pembicara untuk segera berhenti bicara.

2. Memotong Pembicaraan

motong pembicaraan

Tidak hanya sibuk sendiri yang bisa membuat kamu dinilai jelek oleh orang, tapi kebiasaan memotong pembicaraan juga termasuk kebiasaan yang buruk. Orang yang sukanya memotong pembicaraan orang tandanya ia memiliki kemampuan komunikasi yang buruk. Ini bisa membuat orang malas berbicara dengan orang tipe seperti ini.

Belajar membiasakan orang menyelesaikan waktunya untuk berbicara. Tunggu sampai semua cerita benar-benar selesai, baru kalian berikan tanggapan. Kalau posisi ditukar, kalian yang bicara lalu belum selesai tapi sudah dipotong pasti rasanya tidak enak. Apa yang mau ditanggapi kalau informasi yang disampaikan saja hanya sebagian.

1. Fokus Pada Orang, Bukan Pada Masalah

fokus pada orang

Satu kesalahan lagi yang dilakukan seseorang ketika berkomunikasi adalah ketika orang tersebut terlalu fokus dengan seseorang bukan pada topik yang dibicarakan. Sebuah pembicaraan pasti ada topiknya. Ketika kamu fokusnya tertuju pada si pembicara, bukan pada topik, penilaian yang kamu berikan bisa tidak sesuai.

Pada saat kita berbicara pada orang, dan kebetulan orang tersebut adalah orang yang tidak kita sukai, ada kecenderungan apa pun yang ia bicarakan, kita akan langsung menilainya dengan negatif. Ketika tiba saatnya memberikan pendapat, kita malah memberikan pendapat yang cenderung menyerang personal. Padahal yang harus dilakukan adalah kita harus fokus pada topik masalah yang dibicarakan. Kalau kita hanya fokus pada orang, kita bisa melupakan pada topik pembicaraan yang bisa saja topiknya sangat penting.

Disclaimer: gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami di halaman ini.
Kirim Artikel
Lihat artikel yang unik atau menarik? Bagikan artikel tersebut ke banyak orang dengan mengirimkannya ke Portal Tahupedia. Senangnya berbagi bersama. Kirim Sekarang
Follow Us
© 2013 TahuPedia.com. Designed by Civira
down kembali ke atas