10 Kerusuhan Terburuk Dalam Sejarah Olahraga Sepakbola

Kerusuhan dalam dunia sepakbola cukup sering terjadi. Pemicunya bisa banyak mulai dari tim yang dibela kalah, keputusan wasit yang tidak adil, tim lawan curang, dan lain sebagainya. Ketika hal tersebut terjadi, akan ada fans yang turun ke lapangan meluapkan kekesalannya. Normalnya, ada masalah yang terjadi pasti akan segera ditangani. Hanya saja, jika penanganannya salah, bisa saja masalah semakin berkembang dan berujung pada rusuh. Kerusuhan yang terjadi bukan cuma bisa merusak fasilitas tapi bisa saja menelan korban jiwa. Dalam sejarah sepakbola, ada banyak kerusuhan yang terjadi dan memakan korban jiwa. Tidak tanggung-tanggung, korban jiwa yang melayang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan. Nyawa 1 saja yang melayang itu sudah terlalu banyak dan tidak seharusnya terjadi. Inilah dia sejumlah kerusuhan parah yang pernah terjadi dalam pertandingan sepakbola dari seluruh negara.

10. The Second Ibrox Disaster, 2 Januari 1971 - 66 Orang Meninggal Dunia

Mengawali kerusuhan parah yang pernah terjadi di dunia sepakbola dengan kejadian yang terjadi pada tanggal 2 Januari 1971. Kejadian tersebut terjadi di Ibrox Stadium yang berada di kota Glasgow, Skotlandia. Tercatat bahwa orang yang meninggal dunia pada peristiwa tersebut mencapai angka 66 orang.

Kejadian ini ternyata bukanlah yang menjadi pertama, sebelumnya sudah pernah terjadi peristiwa kecelakaan di tahun 1902, sebuah stand runtuh saat pertandingan antara Skotlandia melawan Inggris. Di waktu itu, orang yang meninggal dunia sebanyak 25 orang dan lebih dari 500 orang mengalami luka-luka.

Kejadian kedua yang terjadi di 2 Januari 1971 ini menelan korban lebih banyak. Peristiwa suram tersebut terjadi ketika pertandingan Rangers melawan Celtic berlangsung. Saat pertandingan sudah berjalan selama 89 menit dan hasil masih imbang, sejumlah fans Rangers meninggalkan stadium begitu Celtic berhasil mencetak gol membuat Celtic unggul 1-0 atas Rangers.

Tapi satu momen ajaib terjadi ketika Rangers berhasil menyamakan kedudukan 1-1. Alhasil membuat penggemar Rangers yang awalnya sudah beranjak pergi, ingin kembali lagi ke stadium. Ini berefek dengan banyak penonton lain yang terhimpit di area tangga. Ada banyak penonton yang mengalami sesak nafas dan terjepit. Mengakibatkan banyak nyawa melayang dalam peristiwa ini.

9. The Luzhniki Disaster, 20 Oktober 1982 - 66 Orang Meninggal Dunia

Tanggal 20 Oktober 1982 mungkin akan menjadi salah satu tanggal yang tidak akan pernah dilupakan oleh orang Moscow. Terutama mereka yang menjadi penonton pertandingan antara Spartak Moscow melawan HFC Haarlem. Kedua tim tersebut dipertemukan melalui ajang UEFA Cup dan bertanding di Lenin Stadium, Moscow.

Jumlah tiket yang dijual saat itu terbilang rendah. Jadi, hanya bagian East Stand yang terbuka untuk penonton. Pihak keamanan juga hanya membuka satu pintu keluar. Skor sebelum peluit terakhir berbunyi sudah 1-0 untuk Spartak Moscow. Karena berpikir pertandingan akan berakhir, ada banyak penonton yang memutuskan untuk keluar stadium. Lalu terjadilah gol kedua yang membuat suasana stadium menjadi ramai.

Penonton yang tadinya sudah berjalan ke arah pintu keluar, memutuskan untuk kembali masuk melihat keriuhan tersebut. Namun pihak sekuriti tidak mengizinkan penonton dari luar untuk bisa masuk kembali. Aksi dorong mendorong dan kerusuhan pun terjadi. Banyak penonton yang terhimpit dan jatuh terinjak-injak oleh penonton lain. Sebanyak 66 nyawa melayang akibat peristiwa ini.

8. Puerta 12 Tragedy, 23 Juni 1968 - 71 Orang Meninggal Dunia

Ada banyak versi kronologi seputar kerusuhan yang terjadi pada 23 Juni 1968. Pada tanggal tersebut berlangsung pertandingan sepakbola antara River Plate bertemu dengan Boca Junior. Pertandingan dilangsungkan di Estadio Monumental, Buenos Aires, Argentina. Oleh pemerintah dan warga Argentina, peristiwa tersebut dinamakan Puerta 12 Tragedy.

Puerta 12 Tragedy menelan korban sebanyak 71 orang. Dari sekian banyak korban yang meninggal dunia, tidak ditemukan penyebab yang pasti. Ada yang mengatakan bahwa penonton berjalan ke pintu keluar yang salah. Pintu keluar tersebut ternyata ditutup dan penonton di belakang yang berada di belakang, tidak tahu bahwa pintu ditutup, mendorong penonton di depannya hingga terjepit dan meninggal dunia.

Versi lain ada yang mengatakan bahwa ada penggemar Boca Junior yag membakar bendera River Plate di tribun atas stadium. Aksi pembakaran ini mengakibatkan kerusuhan di tribun bawah. Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa ada penggemar River Plate yang masuk ke area penggemar Boca Junior dan berbuat rusuh.

Meski sudah dilakukan investigasi selama kurang lebih 3 tahun, pemerintah menyatakan bahwa tidak ada yang bersalah atas kejadian ini. Tapi sejak kejadian tersebut, angka di pintu keluar stadium diubah menjadi huruf untuk mencegah kejadian serupa terulang.

7. Port Said Stadium Disaster, 1 Februari 2012 - 79 Orang Meninggal Dunia

Jika sebuah tim sepakbola kalah, biasanya penggemar dari tim yang kalah akan kesal dan berbuat kerusuhan. Tapi ternyata ada juga kejadian kerusuhan yang justru dilakukan oleh penggemar dari tim yang menang. Kejadian ini dikenal dengan peristiwa Port Said Stadium Disaster. Jumlah korban jiwa yang melayang sebanyak 79 orang.

Port Said Stadium Disaster terjadi pada 1 Februari 2012. Sebuahg pertandingan sepakbola melibatkan 2 tim yakni Al Masry dan Al Ahly. Pertandingan dimenangkan oleh Al Masry dengan skor 3-1. Lalu ribuan penggemar Al Masry menyerbu tempat duduk dari penggemar Al Ahly. Mereka menyerang dengan menggunakan senjata seperti pisau, pemukul, botol, kembang api, dan bahkan pedang.

Penggemar dari Al Masry ternyata tidak hanya menyerang penggemar Al Ahly, mereka juga menyerang tim Al Ahly. Atas peristiwa tersebut, sebanyak 79 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 mengalami luka.

6. The Guatemala Disaster, 16 Oktober 1996 - 80 Orang Meninggal Dunia

Sebuah stadium sepakbola yang dibangun pastinya memiliki aturan mengenai berapa banyak jumlah penonton yang dapat ditampung. Jika melebihi kapasitasnya pasti akan terjadi kerusuhan. Inilah yang terjadi di Mateo Flores National Stadium, Guatemala. Kerusuhan yang terjadi pada 16 Oktober 1996 tersebut dikenang sebagai The Guatemala Disaster.

Penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandinga sepakbola benar-benar memastikan bahwa tiket yang dijual tidak melebihi kapasitas stadium. Peristiwa The Guatemala Disaster ini mempertemukan timnas Guatemala melawan Costa Rica dalam ajang kualifikasi World Cup. Tiket yang dijual sebanyak 60.000 sementara kapasitas stadium hanya 45.800.

Karena banyaknya penonton yang mengaku memegang tiket asli dan memaksa masuk ke stadium, terjadi kerusuhan ini. Banyak sekali orang yang berdesak-desakan untuk bisa melihat timnas tercintanya bertanding. Mereka yang tidak kuat, meninggal dunia karena kehabisan napas dan terinjak-injak. Sebanyak 80 orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa menyedihkan ini,

5. The Katmandu Disaster, 12 Maret 1988 - 93 Orang Meninggal Dunia

Tidak semua kerusuhan disebabkan karena ribut antar suporter. Ada juga kerusuhan yang terjadi karena faktor cuaca. Ini terjadi di peristiwa yang dikenal dengan nama The Katmandu Disaster. The Katmandu Disaster terjadi pada 12 Maret 1988 di National Stadium, Katmandu, Nepal. Diketahui sebanyak 93 nyawa melayang dalam kejadian ini.

Ketika pertandingan antara Nepal dan Bangladesh berlangsung, cuaca lalu berubah menjadi hujan es. Hujan es ini memaksa penonton untuk penonton membubarkan diri dengan segera. Sebanyak 30.000 penonton berusaha kabur menuju pintu keluar. Dari total 8 pintu keluar, hanya ada 1 pintu keluar yang dibuka.

Karena kondisi panik, penonton saling dorong-mendorong untuk bisa keluar stadium. Sesak napas, terjepit, dan terinjak mengakibatkan sebanyak 93 orang meninggal dunia. Karena kejadian ini, banyak orang yang proten kenapa dari sekian banyak pintu keluar, hanya satu yang dibuka.

4. The Hillsborough Disaster, 15 April 1989 - 96 Orang Meninggal Dunia

Penggemar sepakbola di Inggris sangat banyak dan mereka semua terkenal sangat fanatik. Kejadian pada 15 April 1989 menjadi salah satu bukti bahwa para penggemar sepakbola di Inggris, terutama penggemar Liverpool sangat banyak. Pada tanggal tersebut terjadi kerusuhan yang dikenal dengan nama The Hillsborough Disaster.

Kejadian terjadi di Hillsborough Stadium, Sheffield, Inggris. Pada tanggal tersebut terjadi pertandingan sepakbola antara Liverpool dan Nottingham Forest. Penonton yang hadir sangat banyak mengingat bahwa itu adalah pertandingan semi final FA Cup. Banyaknya penonton yang hadir tidak sebanding dengan jumlah pintu masuk yang dibuka menyebabkan terjadinya kepadatan.

Ketika polisi membuka pintu utama langsung saja diserbu oleh para penonton yang kebanyakan adalah fans Liverpool. Sebelum masuk ke stadium pastinya harus melalui pengecekan tiket terlebih dahulu. Karena ada banyak penonton yang mendesak masuk sementara di bagian pengecekan tiket ada banyak juga penonton yang tidak diperboleh masuk, terjadilah penumpukan di sana.

Polisi berusaha mengurangi kepadatan dengan membuka pintu lain agar penonton yang ditolak masuk ini bisa keluar. Di sinilah terjadi masalah terjadi, pintu yang diharapkan berfungsi sebagai pintu keluar penonton yang tak diizinkan masuk, malah diserbu oleh penonton dari luar yang ingin masuk. Momen berdesak-desakan pun tak bisa dihindari. Sebanyak 766 orang mengalami luka sementara yang meninggal dunia sebanyak 95 orang.

3. Accra Sports Stadium Disaster, 9 Mei 2001 - 126 Orang Meninggal Dunia

Pertandingan yang dilangsungkan pada tanggal 9 Mei 2001 mungkin akan menjadi momen yang tidak akan bisa dilupakan oleh para penonton yang datang ke stadium. Kerusuhan yang terjadi di Accar Sports Stadium di kota Accra, Ghana mengkibatkan banyaknya korban jiwa melayang dan ratusan orang mengalami luka-luka. Kerusuhan tersebut dikenal dengan sebutan The Ghana Disaster.

Hari itu jadi pertandingan antara dua tim yang merupakan rival yaitu Hearts of Oak melawan Asante Kotoko. Hearts of Oak saat itu memimpin dengan skor 2-1 lalu kerusuhan pun terjadi. Banyak penggemar Asante Kotoko yang kecewa karena timnya sedang kalah, melempar banyak barang ke arah lapangan. Banyak botol dan kursi yang dilempar oleh penggemar Asante Kotoko.

Polisi lalu memutuskan untuk menembakan gas air mata ke arah penonton untuk meredam kerusuhan tersebut. Dikatakan oleh banyak orang bahwa aksi polisi meredam dengan menembakan gas air mata adalah tindakan yang berlebihan. Di aturan FIFA pun melarang penggunaan gas air mata karena bisa menciptakan kepanikan. Atas insiden ini, sebanyak 126 nyawa melayang.

2. Kanjuruhan Stadium, 1 Oktober 2022 - 135 Orang Meninggal Dunia

Pertandingan sepakbola yang berakhir rusuh di Indonesia sebenarnya sudah sering terjadi. Namun kali ini terjadi sebuah kerusuhan yang tidak mungkin bisa diabaikan begitu saja karena korban jiwa yang melayang ada banyak. Bahkan beritanya pun sampai beredar ke luar negeri. Kejadian ini terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 di Malang, tepatnya di Stadium Kanjuruhan.

Dua klub yang bertanding adalah Arema dan Persebaya yang terkenal akan rivalitasnya yang sangat tinggi. Dalam pertandingan ini, dibuat aturan bahwa yang diperbolehkan menonton di stadium hanyalah penggemar Arema. Pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema, hal ini memantik reaksi dari para penonton Arema yang memutuskan untuk masuk ke lapangan entah dengan maksud apa.

Karena dianggap penonton yang masuk ke lapangan sudah terlalu banyak dan kondisi semakin rusuh, polisi memutuskan untuk meredakannya dengan menembakan gas air mata. Gas air mata ditembakan beberapa kali ke arah fans yang rusuh dan ada juga yang ditembak ke arah tribun. Penonton di tribun menjadi panik dan berusaha mencari jalan keluar.

Sialnya, pintu keluar ternyata dalam kondisi terkunci dan tidak bisa dibuka. Pintu keluar terkunci dan tidak bisa keluar ditambah dengan penonton dari tribun yang ingin keluar dari stadion membuat banyak orang terhimpit di area pintu keluar. Berdesak-desakan, kekurangan oksigen, dan terinjak-injak membuat ratusan orang meninggal dunia atas peristiwa tersebut.

1. The National Stadium Disaster, 24 Mei 1964 - 318 Orang Meninggal Dunia

Dan kerusuhan terparah dalam sejarah sepakbola adalah kerusuhan The National Stadium Disaster. Kerusuhan ini begitu parah dan banyaknya korban jiwa yang melayang atas kejadian tersebut juga sangat banyak. Total kematian mencapai angka 318 orang dalam peristiwa yang terjadi pada tanggal 24 Mei 1964 di National Stadium di kota Lima, Peru.

Tanggal tersebut menjadi tanggal dipertemukannya timnas Peru dan Argentina. Rivalitas antar kedua tim memang dikenal panas sejak dulu. Dan kali ini mereka bertanding dalam ajang kualifikasi Olimpiade di National Stadium. Ketika kedua tim muncul di lapangan, masing-masing fans sudah saling mengejek tim dan penggemar lawan.

Ada sebuah gol yang dianulir wasit dari tim Peru. Ini membuat banyak fans Peru yang melakukan protes. Dari protes ini yang akhirnya berlanjut dengan terjadinya kerusuhan. Kerusuhan tak bisa dihindari dan sebanyak 500 orang mengalami luka karenanya. Pihak polisi yang kalah jumlah akhirnya melepaskan tembakan gas air mata ke arah penonton.

Tembakan gas air mata ini membuat ribuan penonton panik dan bergegas ke pintu keluar. Kepanikan ini malah semakin memperparah situasi dan menghasilkan banyak korban jiwa berjatuhan. Sebanyak 318 orang meninggal dunia karena sesak napas, terinjak-injak, dan terhimpit. Pelepasan tembakan gas air mata yang ternyata dilakukan berkali-kali oleh polisi dianggap berlebihan oleh banyak pihak.