Berbicara seni itu ada banyak cabangnya. Contohnya seperti seni lukis, seni tarik suara, seni akting, gerak, sastra, dan masih banyak lagi macamnya. Orang yang bergerak di bidang seni disebut dengan seniman. Mengingat di Indonesia sangat kental dengan seni dan budaya, ada banyak sekali seniman terkenal yang pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan seni di Indonesia. Sudah semestinya kita memberikan apresiasi dan penghormatan pada para seniman ini. Inilah mereka para seniman terkenal di Indonesia.
Dunia seni Indonesia kembali berduka ketika ditinggal seorang seniman yang bernama Hendra Gunawan. Hendra Gunawan adalah seniman yang terjun di seni lukis dan pahat. Ia lahir di Bandung pada 11 Juni 1918. Tepat tanggal 17 Juli 1983, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Orang tuanya bernama Raden Prawiranegara dan Raden Odah Tejaningsih.
Kesukaan Hendra Gunawan terhadap seni sudah ada sejak kecil. Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, Hendra Gunawan sudah belajar melukis. Ia rajin menggambar segala macam hal yang ada di sekitarnya. Lukisan Hendra Gunawan yang terkenal adalah Diponegoro Yang Terluka. Selain melukis, Hendra Gunawan diektahui aktif di kelompok sandiwara Sunda sebagai pelukis dekor. Bagi yang ingin melihat hasil karyanya bisa pergi ke Neka Art Museum di Bali, Singapore Art Museum, dan Ciputra Heritage Museum di Jakarta.
Ada salah satu pelukis terkenal Indonesia yang memiliki darah biru alias bangsawan. Ia adalah Agus Djaya. Ia merupakan keluarga Bangsawan Banten yang lahir pada 1 April 1913. Nama aslinya adalah raden Agus Djaja Suminta. Dengan latar belakang bangsawan membuat Agus Djaya tak mendapatkan masalah dalam hal mendapatkan pendidikan yang layak.
Keahliannya di bidang seni didapat ketika ia belajar di Academy of Fine Art di Amsterdam. Tak hanya itu, selama di Eropa ia memperluas lingkar pergaulannya dengan sejumlah seniman besar dunia. Sebutlah nama-nama seperti Pablo Picasso, Salvador Dali, dan Ossip Zadkine. Presiden Soekarno pernah merekomendasikan namanya sebagai Ketua Pusat Kebudayaan Bagian Senirupa.
Sedikit banyak kita bisa menebak asal seseorang ketika mendengar namanya. Lee Man Fong, bisa kita tebak bahwa orang ini adalah orang yang berasa dari Cina atau Tiongkok. Tapi apakah orang tahu bahwa orang ini adalah salah satu seniman terkenal yang memiliki kewarganegaraan Indonesia? Sepertinya tak banyak orang yang sadar tentang hal ini.
Memang benar bahwa ia lahir di Guanzhou, Cina pada 14 November 1913. Pada tahun 1917, orang tuanya membawanya pindah ke Singapura. Setelah ayahnya meninggal dunia di tahun 1930, tahun 1932 ia pindah ke Jakarta dan harus menghidupi ibu dan saudaranya. Cara dia melakukannya adalah dengan melukis. Presiden Soekarno adalah satu satu orang yang mengkoleksi hasil karya dari Lee Man Fong.
Lukisan Lee Man Fong yang dikoleksi oleh Soekarno adalahPenari Legong, Dua Ikan Mas Hitam, Kehidupan di Bali, dan Wanita Jepang dan Kipas. Antara tahun 1961-1965, ia menjadi pelukis Istana Kepresidenan. Selama tahun tersebut, ia diberikan kewarganegaraan Indonesia.
Dengan mendengar nama I Nyoman Masriadi, kita bisa menebak asal dari seniman satu ini. I Nyoman Masriadi atau Nyoman Masriadi adalah seniman terkenal Indonsia yang berasal dari Bali. Ia lahir pada tahun 1973. Sebagai seniman, ia bukanlah seniman sembarangan. Ia belajar tentang seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Bergerak di bidang seni lukis, I Nyoman Masriadi banyak melukis lukisan dengan konsep casual dan komikal. Selain berkecimpung di bidang seni, I Nyoman Masriadi adalah seorang yang perduli dengan Bali. Tak jarang ia memberikan pendapat dan pandangannya terhadap budaya dan masalah sosial yang ada di Bali.
Dunia seni selalu diidentik dengan pria. Stigma ini adalah stigma yang salah dengan adanya banyak wanita yang terjun di dunia seni. Sebut saja salah satunya adalah Christine Ay Tjoe. Christine Ay Tjoe membuktikan dan membuka mata banyak orang bahwa wanita juga bisa menjadi seorang seniman dan tidak kalah dengan pria.
Christine Ay Tjoe adalah seorang seniman yang berasal dari Bandung. Seni yang ia geluti adalah seni lukis. Setelah selesai menimba ilmu di Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung, Christine Ay Tjoe melanjutkan karir sebagai asisten perancang busana lalu aktif menjadi seniman. Ia mencurahkan pikiran dan pengalamannya tentang filsafat, kemanusiaan, dan spiritualitas melalui lukisan yang ia buat.
Ada seorang pelukis yang hidup di era penjajahan Belanda. Dia adalah Raden Saleh. Pelukis ini memiliki nama lengkap Raden saleh Syarif Bustaman. Lahir di tahun 1811, dialah yang menjadi pelopor seni lukis Indonesia modern. Kebanyakan lukisannya merupakan gabungan dari romantisisme yang memang sedang populer di masa itu.
Raden Saleh dalam setiap lukisannya selalu menunjukkan latar belakang dari si pelukis. Sebagai informasi, Raden Saleh adalah pelukis yang memiliki darah campuran Arab dan Jawa. Sebagai pelukis, Raden Saleh banyak menggambar wajah tokoh terkenal. Beberapa di antaranya seperti H.W. Daendels, Van Den Bosch, dan Jean Chretien. Lukisan lainnya yang terkenal seperti Penangkapan Diponegoro, Stasiun Pos Jawa, dan Perburuan Rusa.
Berbicara tentang seni tak bisa lepas dari Yogyakarta. Yogyakarta memang salah satu kota di Indonesia yang memiliki seni yang kuat. Beberapa seniman terkenal berasal dari Kota Keraton ini. Salah satunya adalah Eko Nugroho. Ia lahir pada 4 Juli 1977 di Yogyakarta. Seni yang ia geluti adalah seni lukis.
Eko Nugroho menjadi salah satu seniman kontemporer di Indonesia Pria ini berhasil mengkombinasikan budaya tradisional Indonesia dengan pop culture dari luar negeri. Sebagai contoh, Eko Nugroho berhasil mengkombinasikan batik, street art, graffiti, dan komik. Salah satu hasil karyanya bahkan pernah diaplikasikan oleh salah satu brand fashion terkenal dunia, Louis Vuitton.
Indonesia memang tidak pernah kehabisan seniman. Heri Dono adalah salah satu seniman terkenal yang dimiliki oleh Indonesia. Meski usianya sudah mencapai kepala 6, ia tetap berkarya dan karyanya menjadi inspirasi sejumlah seniman muda di Indonesia. Ia sekarang lebih beraktivitas di Yogyakarta.
Heri Dono mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Berbicara soal prestasi, Heri Dono pernah memenangkan pernghargaan lukisan terbaik sebanyak dua kali yaitu di tahun 1981 dan 1985. Heri dono bisa menciptakan seni yang bervariasi dari seni visual, lukisan, pahatan, hingga instalasi.
Berbicara tentang seniman, kita tak bisa lupa dengan yang namanya Affandi. Pria dengan nama lengkap Affandi Koesoema ini adalah seorang seniman yang sangat terkenal di Indonesia. Dialah yang mendapat julukan Maestro Seni Lukis Indonesia. Tak hanya di Tanah Air, namanya bahkan sampai dikenal sampai internasional.
Orang-orang mengingat sosok Affandi sebagai pelukis dengan gaya yang ekspresionis dan romantisme yang khas. Ia lahir pada 18 Mei 1907 dan meninggal dunia di 23 Mei 1980. Meski sudah tiada, kita masih bisa menikmati karya seninya. Affandi adalah salah satu pelukis yang tidak berfilosofi di lukisannya. Ia hanya melukis kehidupan itu sendiri. Ia pernah melakukan pagelarasan seni solo di Inggris, Amerika, dan India.
Selain Affandi, masih ada lagi seniman senior di Indonesia yang mendapat julukan maestro. Ia adalah Frasiskus Xaverius Basuki Abdullah. Kita bisa memanggilnya dengan nama Basuki Abdullah. Lahir di Surakarta pada 27 Januari 1915, Basuki Abdullah meninggalkan dunia ini untuk selamanya pada 5 November 1993.
Hasil karya Basuki Abdullah paling dikenal karena berkarakter. Sejumlah karyanya dipajang di Indonesian National Gallery. Dia menjadi salah satu pelukis Indonesia yang mendapatkan kesemaptan untuk mencicipi pendidikan di The Hague, Belanda. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah ketika dia melukis presiden Indonesia saat itu yakni Presiden Soekarno.