Menginjak usia dewasa, seseorang musti bekerja untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Tidak mungkin kita terus bergantung pada orang tua karena yang namanya usia tidak ada yang tahu. Memilih pekerjaan pun tidak mudah karena meski pekerjaannya sama, tiap perusahaan mengharapkan kriteria yang berbeda dari karyawannya. Juga gaji yang diberikan juga berbeda antara satu perusahaan dengan yang lain. Intinya, kita harus bekerja keras untuk bisa hidup. Tapi ada kalanya seorang karyawan sudah bekerja keras, memilih untuk keluar atau berhenti dari pekerjaannya. Inilah sejumlah alasan yang membuat seorang karyawan resign dari tempat kerjanya.
Alasan perusahaan krisis menjadi salah satu alasan kenapa seorang karyawan memutuskan untuk pindah kerja. Tidak ada satu pemimpin perusahaan yang ingin perusahaannya mengalami krisis dan bangkrut. Kerja keras, keringat, tenaga, waktu, dan uang yang sudah dikeluarkan, hilang begitu saja begitu perusahaan mengalami kebangkrutan.
Perusahaan yang mengalami bangkrut tentu akan mempengaruhi karyawannya juga. Sebelum perusahaan benar-benar bangkrut, sejumlah karyawan pastinya akan memilih untuk berhenti. Karyawan juga butuh pekerjaan supaya bisa bertahan hidup. Jika perusahaan yang ia tempati mengalami krisis dan tidak ada harapan untuk bangkit, lebih baik pindah ke perusahaan baru yang lebih stabil.
Perusahaan yang baik pastinya akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kalau pun ada masanya mengalami penurunan, perusahaan tersebut bisa bangkit kembali. Sebuah perusahaan yang berkembang menandakan perusahaan tersebut sedang dalam kondisi sehat. Dan perusahaan yang sehat pastinya akan membuat karyawannya betah bekerja.
Perusahaan berkembang akan membuat karyawan betah, sebaliknya, perusahaan yang tak ada perkembangan bisa membuat karyawan jadi ogah-ogahan untuk bekerja. Perusahaan yang tak berkembang maka akan berpengaruh juga pada gaji karyawan. Jika karyawannya ingin naik gaji, bagaimana bisa perusahaan tersebut bisa memenuhi tuntutan karyawannya sementara incomenya saja hanya di situ-situ saja.
Ketika sudah melewati tahapan interview dan diterima kerja, biasanya karyawan yang baru masuk akan memasuki tahap pelatihan. Tahap pelatihan atau training diperlukan agar karyawan yang masih baru ini paham tentang apa yang harus dikerjakan. Kalau langsung diberikan pekerjaan yang besar, ditakutkan pekerjaan tersebut tidak selesai dan hasilnya tidak memuaskan.
Yang awalnya karyawan senang bisa diterima kerja, bisa berubah 1800 menjadi menyesal jika begitu masuk lalu tidak mendapatkan training apa-apa tapi diberikan pekerjaan yang segudang. Minim training dan informasi ini bisa membuat karyawan menjadi berpikir kembali untuk berhenti dari pekerjaannya. Yang masih mau bertahan kemungkinan sudah terikat kontrak atau memang masih mau mencoba terlebih dahulu.
Ketika mau melamar pekerjaan, seorang karyawan pastinya akan melamar untuk pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Di interview kerja pun juga akan menyebutkan posisi atau pekerjaan yang diinginkan. Tapi, tahukah kalian bahwa ketika lulus interview dan diterima kerja, pekerjaan yang didapat belum tentu sesuai dengan yang diapply?
Mungkin dalam beberapa waktu, pekerjaan yang kamu dapatkan memang sesuai dengan apa yang diapply. Tapi setelah itu, mulai diberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang biasa. Meski ada hubungan dengan yang kalian kerjakan, tapi sebenarnya itu adalah tugas orang lain. Bisa saja pekerjaan tersebut dikerjakan, tapi jika tidak diberikan reward, ini bisa membuat karyawan memilih keluar.
Pilih kasih menjadi salah satu sikap yang tak disukai oleh banyak orang. Orang yang pilih kasih akan dibenci, sedangkan orang yang menjadi korbannya bisa kecewa. Salah satu kenyataan pahit selama tinggal di Bumi ini, pilih kasih ada dan hanya tinggal menunggu waktu saja seseorang ada yang menjadi korban dari sikap tak menyenangkan ini.
Jika sikap pilih kasih ini dilakukan di lingkungan kerja, terutama dilakukan oleh bos sendiri, maka karyawan yang menjadi korbannya bisa saja kecewa dan sakit hati. Tentu tidak enak jika melihat karyawan lain mendapat penghargaan lebih dari bos padahal yang kita kerjakan lebih banyak dan hasilnya lebih bagus. Jika ini diteruskan, tak menutup kemungkinan karyawan yang sakit hati lebih memilih untuk resign.
Setelah lama bekerja dan hasil kerjanya memuaskan, mendapatkan promosi adalah salah satu reward yang diberikan dari bos pada karyawannya. Karena adanya kenaikan pangkat ini bisa membuat seorang karyawan menjadi semangat bekerja di perusahaan tersebut. Tapi jika tidak, jangan harap karyawan tersebut mau bertahan.
Karyawan yang terus menerus bekerja dan mampu memenuhi ekspetasi yang diberikan, memiliki harapan untuk mendapatkan kenaikan jabatan. Jika hanya bekerja di posisi yang sama selama bertahun-tahun, membuat karyawan tersebut bertanya-tanya apakah kehadirannya dihargai oleh bosnya atau tidak.
Cuti, sebuah kata yang begitu diinginkan oleh semua karyawan di dunia. Sebuah perusahaan pastinya memberikan jatah cuti untuk setiap karyawannya. Jatah cuti ini bisa bebas digunakan oleh karyawannya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mau cuti libur atau cuti untuk lainnya, terserah si karyawan. Tentu dengan persetujuan dari perusahaan terlebih dahulu.
Cuti menjadi salah satu cara untuk karyawan bisa rehat sejenak dari pekerjaannya. Yang sakit, bisa memanfaatkan cuti ini untuk istirahat memulihkan diri. Jika sebuah perusahaan tak memberikan jatah cuti padahal karyawannya memang membutuhkan, karyawan bisa merasa stres karena terus menerus dipaksa kerja. Jika sudah kesabarannya habis, bisa saja karyawan mengajukan resign.
Karyawan hanyalah manusia biasa, bukan robot. Bahkan robot pun bisa panas dan rusak jika dipakai terus-terusan. Karyawan yang terus bekerja tanpa henti, tidak mendapat cuti, bisa mengalami kelelahan. Semakin dipaksakan, kesehatan fisik dan mentalnya bisa terganggu yang dimana pekerjaannya tak akan selesai tepat waktu. Hasilnya juga tak memuaskan.
Sebuah perusahaan yang memaksa karyawannya terus bekerja tanpa henti bisa membuat karyawan tersebut stres dan jatuh sakit. Karyawan yang berpikir bahwa kesehatan fisik dan mentalnya lebih penting dari pekerjaannya, ia tak akan berpikir panjang untuk mengajukan surat pemunduran diri. Ia akan mencari perusahaan lain yang memiliki jobdesk lebih manusiawi.
Seorang pemimpin perusahaan harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawannya. Kenapa? Lingkungan kerja yang nyaman bisa membantu karyawan untuk bekerja sebagaimana mestinya. Jika karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan baik, maka perusahaan juga yang akan mendapat untung.
Jika ada satu saja karyawan yang membuat suasana kerja jadi tak nyaman, karyawan lain bisa terganggu yang akhirnya membuat pekerjaan menjadi terganggu juga. Istilah populernya sekarang adalah karyawan toxic. Karyawan toxic atau tidak menyenangkan ini jika tidak segera ditindak bisa membuat karyawan lain yang awalnya betah menjadi tak betah kerja.
Karyawan yang bekerja di suatu perusahaan pastinya mendapatkan gaji. Besar atau kecilnya gaji bisa menentukan apakah karyawan tersebut bisa bekerja dalam jangka waktu yang lama atau sebentar. Mungkin ketika baru masuk kerja, gaji yang didapat masih kecil. Tapi selama bekerja dengan baik dan dalam jangka waktu tertentu, gaji akan mengalami kenaikan.
Siapa sih karyawan yang tidak ingin mendapatkan kenaikan gaji? Sepertinya tidak ada, semua karyawan pastinya ingin mendapatkan kenaikan gaji. Tentu kenaikan gaji harus ada pertimbangan ini itu terlebih dahulu dari atasan. Tapi jika karyawan tidak pernah mendapatkan kenaikan gaji dan juga bonus, besar kemungkinan ia akan memilih pindah ke perusahaan lain.