Fungsi sekolah adalah tempat menggali ilmu dan juga memperluas pergaulan. Umumnya sekolah mengajarkan banyak mata pelajaran yang dimana murid atau siswa harus paham supaya ketika ujian bisa mendapatkan nilai yang bagus untuk lulus. Sayangnya dari sekian banyak hal yang diajarkan, ada banyak hal yang terlupa untuk diajarkan. Padahal hal inilah yang sangat penting dan berguna di kehidupan. Berikut hal-hal yang semestinya diajarkan di sekolah tapi lupa.
Meski sering digaungkan, kebiasaan mengantri masih enggan dilakukan oleh banyak orang. Bisa dilihat di restoran, saat membayar, bahkan di jalanan sekalipun, orang enggan untuk mengantri. Seperti kebanyakan orang Indonesia pada umumnya, jika mereka ditegur, mereka akan berdalih sedang dikejar waktu dengan ditambah nada tinggi.
Maka dari itu sangat diperlukan mengajarkan budaya antri sejak kecil. Ajarkan untuk mengantri di setiap momen yang memang mengharuskan mereka untuk mengantri. Buat anak-anak mengerti bahwa antri adalah suatu hal yang wajib dan baik untuk dilakukan. Bahkan ketika sedang terburu-buru sekalipun tetap harus mengikuti aturan.
Tidak sedikit orang dewasa yang mengalami kendala ketika berhubungan dengan orang lain. Berhubungan dalam artian bukan cuma pada lawan jenis, tapi dengan sesama jenis juga perlu dijalin hubungan yang baik. Kesulitan semakin bertambah ketika bukan cuma berbeda kelamin, tapi perbedaan usia juga membuat komunikasi semakin sulit.
Permasalahan komunikasi dengan orang lain ini bisa diminialisir pada saat masih sekolah. Para guru bisa mengajak murid untuk tidak hanya bergaul dengan sesama teman di kelas saja, tapi juga dengan angkatan di atas dan di bawah. Tujuannya sudah jelas agar pada saat dewasa, mereka tidak mengalami yang namanya canggung.
Banyaknya masalah yang dihadapi bisa membuat orang mengalami yang namanya stres. Berbicara soal stres, siapapun pasti tidak mau mengalami dan bahkan ada yang takut dengan stres. Semakin lama stres dipendam dan tidak ada jalan keluar, orang bisa lari ke arah yang negatif. Mabuk, narkoba, atau bisa juga bunuh diri.
Jika orang dewasa saja bisa menjadi rapuh pada saat takut dan stres, anak kecil pun juga bisa. Supaya anak kecil bisa terbiasa dengan rasa takut dan bisa menghadapi tekanan hidup, perlu dibimbing tidak hanya di dalam keluarga tapi juga sekolah. Mungkin karena masih kecil, mereka tidak begitu paham dengan yang namanya pekerjaan, uang, dan masalah orang dewasa lain. Tapi mereka biasanya takut dengan guru atau suatu pelajaran. Di saat inilah para guru diharapkan bisa membantu muridnya untuk bisa menghadapi rasa takut entah itu di pelajaran atau guru.
Ketika beranjak dewasa, seseorang sudah harus memiliki dokumen penting. Dokumen yang dianggap penting seperti kartu tanda pengenal, surat izin mengemudi, STNK, BPKB, paspor, CV, dan masih ada banyak dokumen penting lainnya. Boleh percaya atau tidak, masih ada banyak orang yang tidak tahu bagaimana langkah-langkah dalam mengurus dokumen penting tersebut.
Di sekolah, murid mungkin diberitahu bahwa nanti harus memiliki KTP, SIM, dan kartu atau dokumen penting lainnya, tapi tidak dikasih tahu bagaimana cara membuatnya dan harus membuatnya dimana. Informasi ini seharusnya diberitahu sejak masih sekolah agar anak bisa menyiapkan dirinya sendiri ketika dewasa. Tahu harus pergi kemana, apa saja yang harus disiapkan, dan harus melakukan apa ketika di tempat pembuatan dokumen.
Zaman semakin maju, kriminal pun semakin banyak. Cara kriminal ini beraksi dan modusnya juga makin bertambah. Belum lagi ditambah si pelaku kriminal yang sudah tidak perduli lagi dengan usia, kelamin, dan kondisi korban, atau bisa singkatnya semakin sadis. Maka jangan heran orang di masa sekarang harus bisa yang namanya beladiri.
Jangankan orang yang sudah dewasa, anak-anak pun juga harus mengerti bagaimana caranya membela diri dari orang jahat. Ambil contoh kasus pelecehan seksual, banyak anak-anak yang tidak paham dengan menjaga tubuh mereka sehingga bisa dimanfaatkan oleh para kriminal. Sekolah sebaiknya menambahkan mata pelajaran beladiri untuk mengajari anak beladiri sehingga bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Apa yang musti ketika dunia mengalami kekacauan yang membuat manusia harus tinggal di alam liar? Atau ambil contoh kasus yang mungkin terjadi seperti terjadi bencana alam yang dahsyat seperti banjir, tsunami, kebakaran, gempa bumi, dan bencana alam lain? Apa yang musti dilakukan, kemana kita harus pergi, apa yang harus dimakan? Kemungkinan dunia mengalami keadaan genting seperti ini akan selalu ada, sementara tidak semua orang siap menghadapinya.
Survival skill atau kemampuan bertahan hidup menjadi satu-satunya penyelamat seseorang ketika bencana alam yang besar terjadi. Kemampuan ini tidak semua orang miliki karena memang tidak ada yang mengajari. Pengetahuan ini biasa didapat dengan membaca buku atau mencari di internet, tapi tidak ada sekolah yang mengajarkan. Padahal bukan cuma teori saja yang penting, tapi praktek juga penting. Hal ini seharusnya diajarkan pada saat sekolah.
Semua orang pasti ada mengalami kegagalan dalam hidup. Setidaknya minimal mengalami satu kegagalan dalam hidup. Kegagalan bukan cuma bisa terjadi di dunia pekerjaan saja, kegagalan bisa terjadi di berbagai segi kehidupan seperti asmara, pertemanan, bisnis, bahkan dalam berkeluarga juga bisa mengalami kegagalan. Namun tidak semua orang bisa sabar dan tahu bagaimana cara bangkit kembali.
Anak-anak mungkin belum mengalami kegagalan sampai sejauh itu mengingat usia mereka yang masih muda. Tapi mereka tetap bisa mengalami kegagalan dalam sekolah dan juga dalam berteman. Apakah mereka paham bagaimana cara mengatasi kegagalan tersebut? Belum tentu karena tidak semua sekolah mengajarkan bagaimana cara bangkit dari kegagalan. Yang diajarkan selalu untuk maju meraih mimpi setinggi-tingginya, tapi tidak diperhitungkan apa yang terjadi ketika mengalami kegagalan.
Setiap anak terlahir unik, mereka lahir dengan bakatnya masing-masing. Tapi kenapa banyak anak yang gagal dalam mengembangkan bakat mereka? Itu karena dari kecil mereka tidak diajarkan bagaimana cara mencari tahu dan mengembangkan bakat mereka. Mereka hanya tumbuh berkembang atas dasar kemauan orang tua dan guru di sekolah.
Padahal untuk sukses tidak musti melalui jalur pendidikan. Siapa yang menyangka bahwa bermain video game sekarang ini malah bisa menjadi kaya raya? Maka dari itu, sekolah sebaiknya bukan cuma mengejar nilai akademik saja tapi juga mencari tahu minat dari sang murid. Siapa tahu saja bakat murid itu berguna untuknya nanti pada saat dewasa.
Kita tidak bisa menutup mata dengan yang namanya perbedaan. Perbedaan itu ada dan nyata di depan mata. Yang cenderung kita lakukan bukannya menerima perbedaan tersebut malah menganggap kita semua sama. Pola pikir semua orang sama ini diajarkan sejak kecil yang sebenarnya ini adalah salah harus dikoreksi.
Anak-anak musti diajarkan dari kecil bahwa perbedaan itu ada. Bukannya mengatakan bahwa semua orang sama, melainkan perbedaan itu ada dan harus diterima dengan ikhlas. Ada yang berkulit putih, ada yang hitam, ada yang jabatannya tinggi di perusahaan, ada yang tidak. Ajari anak untuk menerima bahwa perbedaan ini ada, bukannya menyamaratakan atau bahkan menolak adanya perbedaan.
Satu hal penting lagi yang tidak diajarkan di sekolah namun sangat penting. Itu adalah menghargai pendapat orang lain. Sekarang ini sangat sulit mencari orang yang bisa mengerti bahwa pendapat orang itu penting, mau seabsurd apapun pendapatnya, orang bebas berpendapat. Tinggal mereka yang mendengarkan, berpikir lagi apakah pendapat itu benar atau tidak.
Kalau ungkapannya sekarang adalah orang open minded atau orang yang berpikiran terbuka. Orang berhak mengeluarkan pendapat apapun. Meski pendapat kita berbeda dengan orang tersebut, kita tetap harus menghargai dan memberi mereka kesempatan untuk berpendapat. Meski hanya anak-anak sekalipun, kita tetap harus memberi mereka kesempatan untuk berbicara. Bukan malah membungkam mereka dengan alasan "Anak kecil seperti kalian ngerti apa, biar yang tua saja berbicara".