Berada di suatu kondisi yang tak menyehatkan atau istilah kerennya adalah toxic tentu tidak ingin dialami oleh siapapun. Tapi pada kenyataannya, ada peluang dimana kita bisa terjebak dalam situasi toxic. Entah itu di keluarga, hubungan asmara, bahkan di tempat kerja pun juga bisa. Sebelumnya sudah dibahas oleh TahuPedia mengenai toxic parents dan relationship, kini adalah giliran toxic di lingkungan pekerjaan atau kantor. Apa saja sih yang menjadi tanda kita berada di kantor yang toxic? Ini tandanya.
Semua orang pasti memiliki rasa takut dan benci dengan rasa takut tersebut. Di dunia kerja pun juga pasti ada rasa takut. Rasa takut tercipta bisa dikarenakan atasan yang memberikan tekanan atau ancaman pada karyawannya untuk bekerja ekstra keras agar pekerjaan cepat selesai dan target perusahaan tercapai.
Tahukah kalian bahwa bekerja di bawah tekanan dan rasa takut bukanlah hal yang baik? Itu adalah salah satu ciri bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang toxic. Perusahaan yang bagus seharusnya bisa memotivasi karyawannya bekerja dengan baik tanpa menggunakan ancaman. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan fun agar karyawan betah dan bisa bekerja dengan maksimal.
Rivalitas itu pasti ada dan tidak bisa dihindari. Apalagi di dunia kerja, rivalitas yang terjadi pastinya akan sangat panas antar sesama karyawan. Pilihannya antara kalian hadapi atau kalian lari. Tidak bisa menutup mata dengan rivalitas ini. Masing-masing karyawan bersaing satu dengan yang lain untuk menjadi yang terbaik dengan harapan bisa mendapatkan gaji yang lebih besar dan promosi.
Karena rivalitas pasti terjadi, yang terpenting adalah cara apa yang dilakukan untuk bisa membuktikan diri sebagai yang terbaik. Kalau persaingan yang terjadi dilakukan dengan menghalalkan segala cara seperti fitnah, ini bukanlah persaingan yang sehat lagi. Meski rekan kerja sekaligus rival, tidak semestinya menggunakan cara kotor untuk menang. Gunakan cara yang benar dengan tidak menjatuhkan atau merugikan orang lain.
Ketika membangun sebuah perusahaan, pastinya sang pemilik perusahaan sudah mengetahui apa visi yang ingin dicapai. Setelah visi sudah jelas, barulah langkah untuk mencapai visi tersebut dibuat. Kalau visi saja tidak jelas, otomatis tidak ada langkah pasti yang bisa dilakukan untuk menjalankan suatu perusahaan.
Ketika kalian bekerja, coba cek kembali apakah visi perusahaan kalian masih ada atau malah sudah tidak ada. Kalau hanya bergeser sedikit itu tidak masalah. Karena waktu terus berjalan, maka akan ada perubahan yang musti dilakukan. Perusahaan yang toxic salah satu ciri yang terlihat jelas adalah tidak adanya visi yang jelas dari si pemilik perusahaan.
Sebuah perusahaan tentunya memiliki visi ingin mencapai apa. Lalu pemilik perusahaan akan merekrut sejumlah karyawan dengan kemampuan yang unik untuk membantu perusahaan mencapai visinya. Dengan semakin banyaknya karyawan, maka akan ada semakin banyak kepala yang memungkinkan akan ada banyak ide dan solusi cemerlang untuk diwujudkan.
Ketika karyawan sudah ada tapi tak ada satupun masukan ide atau kritik terhadap perusahaan, perlu diragukan apakah perusahaan ini sedang berjalan maju atau diam di tempat. Masukan itu penting bagi perusahaan. Dengan adanya masukan dan kritik, semua pihak yang berada dalam perusahaan tersebut tahu apa yang kurang dan harus diperbaiki.
Seorang karyawan bisa betah bekerja di perusahaan karena banyak hal. Bisa karena gajinya besar, lingkungan kerja yang menyenangkan, partner yang suportif, dan yang terpenting lagi adalah leader yang menyenangkan. Percuma kalau mendapatkan gaji yang besar tapi memiliki atasan yang hobinya memberi pekerjaan dan ngomel-ngomel.
Apabila bos tempat kamu bekerja terlihat tidak adil dalam menilai karyawan, sering memberikan pekerjaan yang tidak seharusnya, sering mengkritik akan hal yang tidak jelas, ini adalah salah satu tanda kamu berada di lingkungan kerja yang toxic. Pilihannya ada di tangan kalian, apakah kalian mau tetap bertahan atau pindah demi kesehatan mental kalian.
Sudah semestinya tempat kerja digunakan untuk bekerja. Kalaupun ada hal lain yang bisa dilakukan di tempat kerja, tetap harus kembali fokus dengan apa yang dikerjakan. Karena apabila atasan sampai melihat bahwa kamu tidak fokus bekerja, pastinya akan mendapat teguran. Jadi perlu diperhatikan apa yang kamu dan rekan kamu kerjakan di tempat kerja.
Karena tempat kerja semestinya digunakan untuk bekerja, sebaiknya tidak kalian gunakan untuk mengobrol hal yang tidak masuk akal atau bergosip. Kecuali kalau yang dibicarakan memang ada berkaitan dengan pekerjaan atau kemajuan perusahaan. Kalau tidak, cukup berbicara seperlunya dan kembali bekerja. Kalau mau bergosip, lakukan pada jam istirahat atau pulang kantor.
Perlu keseimbangan antara hak dan kewajiban. Bekerja memang menjadi kewajiban seorang karyawan. Tapi karyawan juga berhak diberikan gaji yang sesuai dengan pekerjaan yang diselesaikan dan juga kesempatan libur atau cuti. Coba kalian semua yang sudah bekerja, cek apakah kalian sudah menyeimbangkan pekerjaan kalian dan istirahat?
Kalau kalian kerjanya hanya kerja, kerja, dan kerja tanpa istirahat, itu tandanya sudah tidak sehat. Bahkan mesin pun bisa capek karena terus menerus bekerja. Meski kalian mendapatkan gaji yang sesuai, kalau kalian terus bekerja sampai tidak bisa istirahat, kalian yang ada malah akan jatuh sakit. Sangat tidak bijak apabila mengorbankan kesehatan demi pekerjaan. Makanya perlu kalian pikri kembali apakah pekerjaan dan istirahat sudah seimbang atau belum.
Sudah semestinya sebuah perusahaan berjalan maju. Masih bisa dipahami apabila ada beberapa waktu dimana perusahaan berjalan lambat atau sesekali mundur. Tapi perlu diingat bahwa mundur 5 langkah, maju 10 langkah. Intinya ada perkembangan untuk menjadi yang lebih baik. Perusahaan yang perkembangannya terhenti atau bahkan mundur, bukanlah ciri perusahaan yang baik.
Apabila kamu melihat bahwa perusahaan tempat kamu bekerja memiliki perkembangan yang terhenti atau bahkan mundur, alangkah baiknya kamu mulai mempertimbangkan opsi untuk keluar dan cari tempat kerja lain. Perusahaan yang tidak ada perkembangan atau mundur adalah ciri perusahaan yang tidak baik. Daripada kamu terus jatuh ke dalam jurang, lebih baik tinggalkan tempat kerja seperti itu.
Suatu perusahaan terbagi dari berbagai divisi dengan tugas yang berbeda. Satu divisi akan diisi dengan sejumlah karyawan. Karena berada dalam satu divisi yang sama, otomatis karyawan yang ada di divisi tersebut akan menjadi partner atau rekan kerja kalian. Harapannya adalah dengan bekerja sama maka beban kerja akan menjadi lebih ringan dan pekerjaan jadi lebih cepat selesai.
Akan berbeda efeknya apabila kalian berada di kantor yang toxic. Rekan kerja yang seharusnya membantu meringankan pekerjaan, yang ada malah menjadi beban. Rasanya seperti kamu mengerjakan pekerjaan 2 atau lebih orang, tergantung dari berapa banyak rekan kerja yang tak suportif. Pekerjaan lebih berat tapi gaji yang diterima hanya segitu-gitu saja.
Semua hal bisa berjalan lancar tergantung pada komunikasi. Komunikasi yang lancar dengan semua pihak yang terkait akan membuat rencana bisa berjalan dengan semestinya. Tapi apabila orang yang terlibat tidak diajak berkomunikasi bersama dan kalaupun terjadi komunikasi ternyata komunikasinya buruk, hasilnya akan menjadi buruk.
Komunikasi ini pula yang penting diperhatikan di sebuah perusahaan. Perusahaan yang baik akan mengedepankan komunikasi. Baik itu sesama karyawan maupun dengan atasan. Kalau komunikasi saja sudah berjalan tidak baik, mustahil visi misi perusahaan bisa berjalan. Makanya ketika melamar pekerjaan, bagian HRD akan menilai sebagus apa komunikasi calon karyawannya.