home -> Lainnya -> 10 Pahlawan Indonesia Yang Berjuang Mengusir Penja...
08 Juni 2023 12:12

10 Pahlawan Indonesia Yang Berjuang Mengusir Penjajah

Oleh serba_tahu dalam Lainnya pada August 12, 2020

Mengingat hari Kemerdekaan Indonesia yang tinggal menghitung hari, mari kita mengingat kembali tentang sejarah masa lalu Indonesia. Dimana pada masa itu Indonesia dijajah oleh sejumlah negara. Beberapa yang pernah menjajah negara kita seperti Belanda, Jepang, Portugis, Inggris, Spanyol, dan Perancis. Tentu tak sedikit orang yang menolak dijajah dan berusaha melawan mereka. Dan mereka inilah yang kemudian mendapat julukan pahlawan atas aksi dan pengorbanan mereka dalam mengusir penjajah dari Tanah Air. Meski ada banyak sekali pahlawan Indonesia yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan, TahuPedia akan membahas 10 di antaranya yang sangat terkenal. Siapa saja mereka?

10. Jenderal Soedirman

Jenderal Soedirman

Tidak mudah bagi seorang tentara untuk bisa menjadi panglima. Butuh waktu dan usaha ekstra keras untuk bisa mencapai posisi setinggi itu. Namun ternyata ada satu orang pahlawan Indonesia yang berhasil meraih posisi panglima tentara dan jenderal Republik Indonesia. Dia adalah Jenderal Soedirman. Dirinya tercatat sebagai panglima tentara dan jenderal Republik Indonesia pertama sekaligus termuda dalam sejarah.

Di usianya yang menginjak 31 tahun, Soedirman bergabung dengan para pahlawan lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di kala itu, Jenderal Soedirman berperang melawan Jeapng, Belanda, dan sekutu. Fun fact mengenai Jenderal Soedirman, dibalik sosoknya yang tegas dan kuat, ternyata dirinya menderita penyakit tuberkolosis atau TBC. Namun meski menderita penyakit TBC, dirinya tak pernah berhenti berjuang mengusir penjajah.

9. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu

Usia tidak menjadi hambatan bagi seseorang untuk berjuang dalam mengusir penjajah dari Tanah Air. Seperti yang dilakukan oleh Martha Christina Tiahahu. Meski usianya masih muda, dia sama sekali tak gentar dan turut angkat senjata dalam melawan penjajah Belanda. Dirinya merupakan pahlawan asal Maluku, sama seperti Kapitan Pattimura.

Martha Christina Tiahahu adalah anak dari Kapitan Paulus Tiahahu yang notabene turut membantu Kapitan Pattimura dalam melakukan peperangan melawan Belanda di tahun 1817. Martha Christina Tiahahu berperang bersama ayahnya melawan Belanda di Pulau Saparua. Perang tersebut berujung dengan kekalahan Kapitan Paulus Tiahahu dan teman-teman. Kapitan Paulus Tiahahu dihukum gantung, sedangkan Martha Christina Tiahahu diasingkan di Pulau Jawa dan meninggal dunia pada 2 Januari 1818. Martha Christina Tiahahu sendiri lahir pada 4 Januari 1800.

8. Cut Nyak Dien

Tjoet Nyak Dien

Cut Nyak Dien, dari namanya sudah bisa ditebak dari mana asal pahlawan wanita satu ini. Aceh. Wanita pemberani ini yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda, perang yang terjadi disebut dengan Perang Aceh. Perang Aceh terpecah dalam 4 bagian, terjadi pada tahun 1873 sampai 1904. Hasilnya adalah kekalahan Kesultanan Aceh. Meski begitu perang kecil masih tetap dilakukan oleh rakyat Aceh.

Bukan tanpa alasan Cut Nyak Dien terlibat dalam perang tersebut. Kemarahan Cut Nyak Dien terhadap Belanda semakin memunckak ketika suaminya yakni Ibrahim Lamnga meninggal dalam perang. Terdorong rasa balas dendam itulah, Cut Nyak Dien semakin bersikeras untuk menyingkirkan Belanda dari Tanah Aceh.

7. Kapitan Pattimura

Kapitan Pattimura

Ada sejumlah wajah pahlawan yang terpampang di mata uang Indonesia yakni Rupiah. Salah satunya adalah Kapitan Pattimura. Coba kalian ingat-ingat di mata uang pecahan berapa terdapat wajah beliau? Wajah beliau dapat dilihat di uang kertas pecahan 1000 Rupiah. Dia merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Maluku.

Kapitan Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy. Beliau lah yang memiliki peran besar dalam usaha mengusir tentara VOC Belanda dari Maluku. Tak mudah untuk mengusir Belanda dari Maluku. Namun karena wibawa dan jiwa pemimpinnya, Kapitan Pattimura mampu menyatukan Ternate dan Tidore untuk mengusir penjajah pada tahun 1817.

6. R.A. Kartini

R.A. Kartini

Ada satu lagi pahlawan wanita selain Martha Christina Tiahahu dan Cut Nyak Dien, dan dia adalah Raden Adjeng Kartini atau R.A. Kartini. Dia adalah pahlawan wanita yang sangat berjasa dalam memperjuangkan hak wanita yang kala itu direnggut. Kaum wanita dianggap sebagai kaum bawah yang hak-haknya tidak diakui. Tak ada pendidikan bagi kaum wanita.

R.A. Kartini kemudian mendirikan sekolah wanita agar para wanita pribumi bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Tak banyak orang yang saat itu perduli dengan kaum wanita, terutama mereka yang berdarah ningrat. R.A. Kartini menjadi satu-satunya kaum ningrat yang menaruh kepedulian tinggi terhadap hak para kaum wanita. Sayang ia meninggal di usia yang muda, 25 tahun. Atas usahnya tersebut, 21 April dikenang sebagai Hari Kartini.

5. Bung Tomo

bung tomo

Siapa sangka hanya karena pidato seorang pria yang berapi-api, mampu membakar semangat juang para pemuda Surabaya. Orang yang dimaksud tersebut tak lain adalah Sutomo atau yang biasa dikenal dengan sebutan Bung Tomo. Pidato berapi-apinya pada saat itu dilakukan pada tanggal 10 November 1945.

Pidato yang berapi-api tersebut berhasil menyulut semangat para pemuda Surabaya untuk mengusir penjajah Belanda. Tak hanya pidato, mereka juga menyobek bendera Merah-Putih-Biru milik Belanda. Menyisakan hanya Merah-Putih saja. Pertempuran Surabaya yang dilakukan pada 10 November itu terus dikenang sebagai Hari Pahlawan.

4. Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara

Sosok Bapak Pendidikan Nasional, dialah Ki Hajar Dewantara. Julukan tersebut disematkan pada beliau karena berhasil mendirikan sebuah sekolah yang bernama Perguruan Nasional Taman Siswa. Perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan bangsa Indonesia saat itu benar-benar patut diacungi jempol.

Di masa itu, pendidikan yang bagus hanya diperuntukan untuk mereka orang Belanda dan elit saja. Pemilik nama asli Raden Mas Soewardi ini merasa bahwa rakyat biasa juga berhak untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Makanya ia mendirikan sekolah khusus untuk orang pribumi. Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Ki Hajar Dewantara mencerdaskan bangsa, pada tanggal 2 Mei diresmikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

3. Pangeran Diponegoro

Pangeran DIponegoro

Ada satu perang yang terjadi dalam kurun waktu cukup lama yaitu 5 tahun. Perang tersebut diberi nama Perang Jawa, terjadi di hampir seluruh bagian di Pulau Jawa. Berlangsung mulai tahun 1825 sampai 1830. Siapakah tokoh sentral dalam perang tersebut? Dia adalah Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa dalam usaha mengusir penjajah dari Belanda.

Pangeran Diponegoro merupakan anak dari Sultan Hamengkubuwana III. Selama 5 tahun perang, korban jiwa yang jatuh sudah tak terhitung banyaknya. Hasil dari perang tersebut adalah kemenangan untuk pihak Belanda. Meski begitu, rakyat Indonesia termasuk Presiden Soekarno menaruh rasa hormat yang tinggi padanya. Hari Haul Nasional diadakan sebagai bentuk peringatan 100 tahun meninggalnya sang pahlawan.

2. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta

Ada dua sosok penting yang berperan besar dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kedua sosok penting tersebut adalah Mohammad Hatta dan juga Ir. Soekarno. Tapi pertama-tama mari kita bahas tentang Mohammad Hatta. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan meninggal dunia pada 14 Maret 1980.

Pria yang biasa disapa Bung Hatta ini telah memiliki jiwa pejuang yang sangat tinggi bahkan ketika ia masih muda. Bung Hatta muda berpartisipasi sebagai aktivis dan anggota dari organisasi pergerakan nasional. Perjuangannya terus berlanjut hingga mendampingi Ir. Soekarno dalam usaha mengusir penjajah Belanda.

1. Ir. Soekarno

ir. soekarno

Bung Hatta sudah, kini adalah giliran Ir. Soekarno. Sangat kelewatan apabila orang Indonesia tapi tidak mengenal Ir. Soekarno. Tanpa dirinya, maka tak mungkin kemerdekaan Indonesia bisa diraih. Dirinya menjadi orang yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dirinya jugalah yang menjadi presiden pertama Republik Indonesia.

Bung Karno sebagai presiden RI dan Bung Hatta sebagai wakil presiden RI. Bung Karno menjadi presiden RI dalam periode 1945 sampai 1967. Sama seperti pahlawan lainnya, Bung Karno sangat pandai dalam membakar semangat juang rakyat Indonesia. Menderita penyakit ginjal, Bung Karno meninggal dunia pada 21 Juni 1970.

Disclaimer: gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami di halaman ini.
Kirim Artikel
Lihat artikel yang unik atau menarik? Bagikan artikel tersebut ke banyak orang dengan mengirimkannya ke Portal Tahupedia. Senangnya berbagi bersama. Kirim Sekarang
Follow Us
© 2013 TahuPedia.com. Designed by Civira
down kembali ke atas