home -> Lainnya -> 10 Bencana Banjir Paling Mematikan Dalam Sejarah
01 Oktober 2023 06:04

10 Bencana Banjir Paling Mematikan Dalam Sejarah

Oleh serba_tahu dalam Lainnya pada April 20, 2020

Pepatah mengatakan bahwa air dalam jumlah kecil menguntungkan, apabila jumlah besar maka akan mematikan. Dan pepatah itu benar apa adanya. Air dalam jumlah yang wajar masih bisa dikontrol dan kita manfaatkan. Ketika air datang dalam jumlah besar, maka akibatnya bisa sangat fatal. Itulah yang disebut dengan banjir. Dan beberapa negara di dunia sempat mengalami bencana alam banjir. Banjir yang begitu dahsyat sehingga mengakibatkan ribuan bahkan jutaan nyawa melayang. Inilah daftar 10 banjir paling mematikan dalam sejarah umat manusia.

10. Banjir North Sea - 1953

North Sea flood

Banjir North Sea yang terjadi pada tahun 1953 tidak hanya menghancurkan satu area saja. Ada banyak negara sekitar North Sea yang turut terkena dampaknya. Itulah sebabnya kenapa banji satu ini menjadi salah satu bencana banjir paling mematikan sepanjang sejarah manusia. Setidaknya ada 3 negara yang mengalami kerugian besar. Ketiga negara tersebut adalah Belanda, Inggris, dan Belgia.

Banjir terjadi disebabkan oleh adanya badai besar di malam Sabtu pada 31 Januari 1953. Badai terjadi sampai di pagi harinya pada hari Minggu 1 Februari 1953. Akibatnya jelas, banjir besar langsung menerjang wilayah yang berada di sekitar North Sea. Sekitar 20% negara Belanda terendam air setinggi kurang dari 1 meter dari permukaan air laut. Total kematian diperkirakan mencapai 2000 jiwa.

9. Banjir St. Lucia's - 1287

St. Lucia's flood

Sebelum banjir North Sea yang terjadi di tahun 1953, Belanda sebelumnya juga pernah mengalami bencana banjir yang sangat parah. Bencana tersebut terjadi pada tahun 1287 dan diberi nama St. Lucia's Flood. Sialnya, bukan hanya Belanda yang terkena dampak banjir, Banjir St. Lucia's juga menyerang Jerman bagian Utara.

Banjir diawali oleh adanya badai pasang yang terjadi pada bulan Desember. Badai pasang ini yang kemudian disebut sebagai Banjir St. Lucia's. Dengan segera air menenggelamkan Belanda dan melenyapkan 50.000 orang. Dia Timus Anglia tercatat sebanyak 500 nyawa melayang. Sekitar 180 jiwa melayang di Hickling, Norfolk.

8. Banjir Sungai Yangtze - 1911

1911 Yellow River flood

Sebagai catatan, Sungai Yangtze merupakan sungai terpanjang yang ada di Asia. Muaranya berada di Jari Hill di Tanggula Mountains dan mengalir sepanjang 6.300 km ke arah Laut China Timur. Sungai Yangtze pernah mengalami 3 kali banjir besar. Banjir parah pertama terjadi pada September 1911. Akibatnya jelas, juataan nyawa serta kerusakan bangunan parah.

Sekitar 1.800 km2 area di sekitar Sungai Yangtze terkena dampaknya. Sebanyak 500.000 bangunan rumah hancur. Sebanyak 100.000 nyara melayang tersapu air. Area yang semual hijau dan subur, dalam sekejap diubah menjadi lahan yang dipenuhi dengan sampah, puing bangunan yang hancur, mayat manusia dan hewan.

7. Banjir Hanoi dan Red River Delta - 1971

Red River Delta flood

Red River Delta adalah dataran rendah nan datar yang terbentuk oleh Sungai Merah. Air yang mengalir disana akan dialirakan menuju Thai Binh River yang ada di Vietnam. Area sekitar Red River Delta sebenarnya kecil namun sangat padat penduduk. Maka dari itu, ketika terjadi banjir pada 1971, ada banyak korban jiwa yang melayang.

Karena delta tersebut menjadi titik temu aliran dari Sungai Da, Thao, dan Lo, segala upaya pencegahan dilakukan agar tidak terjadi banjir. Namun apa dikata, banjir terjadi dan tak bias dihindari. Area yang padat penduduk tersebut dihancurkan oleh banjir tersebut. Kerugian materi diperkirakan mencapai 1 miliar USD dan korban jiwa mencapai 100.000 jiwa.

6. Banjir St. Felix's - 1530

St. Felix's Flood

Tidak ada yang mau mengalami bencana banjir, tapi jika sudah kejadian, maka tidak ada satu orang pun yang bisa mengelak. Tepat pada hari Sabtu tanggal 5 November 1530, sebuah banjir besar menerjang sejumlah wilayah di Inggris. Kent, Essex, Flanders, Zeeland, Verdronken Land van Reimerswaal habis terendam air. Banjir yang terjadi tepat di hari St. Felix tersebut diberi nama Banjir St. Felix's.

Bukan tanpa sebab, Banjir St. Felix's bisa terjadi karena disebabkan oleh badai pasang. Kondisi Bulan Purnama dan pasang naik, membuat volume air naik. Air di Sungai Thames menjadi salah satu yang naik. Karena kejadian tersebut, sebanyak 100.000 nyawa di Belanda melayang. Ya, Belanda juga menjadi negara yang terdampak dari banjir tersebut.

5. Banjir Sungai Yangtze - 1935

1935 Yangtze flood

Sudah dijelaskan di atas bahwa Sungai Yangtze adalah sungai terpanjang yang ada di Asia. Sungai ini sempat meluap sebanyak 3 kali, mengakibatkan banjir hebat yang tidak hanya menjatuhkan banyak korban jiwa, tapi juga kerusakan bangunan karena sapuan air banjir. Banjir pertama terjadi pada tahun 1911, dan yang kedua terjadi pada tahun 1935.

Banjir Yangtze yang menerjang China ini menjadi banjir terparah ke lima yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia. Korban jiwa yang jatuh lebih banyak dari yang terjadi pada tahun 1911. Jika tahun 1911 korban jiwa mencapai 100.000, yang kedua ini korban jiwa yang melayang mencapai 145.000 orang. Rumah, tempat bisnis, peternakan, dan sawah tidak ada yang utuh.

4. Typhoon Nina - 1975

Typhoon Nina

China nampaknya menjadi negara di dunia yang cukup akrab dengan bencana banjir. Negara ini cukup sering dilanda banjir. Yang terakhir terjadi pada 8 Agustus 1975. Namun banjir ini bukanlah banjir yang murni. Maksudnya, ada penyebab lain yang mengakibatkan terjadi banjir di China. Penyebab utamanya adalah sebuah badai besar yang mengakibatkan hancurnya Dam Banqiao.

Badai yang disebut dengan Badai Nina ini masuk dalam kategori 4 yang artinya sangat berbahaya dan merusak. Badai ini mengakibatkan Dam Banqiao hancur. Jebolnya dam tersebut membuat aliran air yang sangat deras keluar dan menerjang Zhumadian yang ada di Propinsi Henan. Sebanyak 145.000 orang meninggal karena luapan air dari Dam Banqiao.

3. Banjir Sungai Kuning - 1938

1938 Yellow River flood

Ada 2 sungai panjang yang mengalir di China. Yang terpanjang pertama adalah Sungai Yangtze, dan yang kedua adalah Sungai Huang He/Yellow River/Sungai Kuning. Panjang Sungai Kuning diperkirakan mencapai 5.464 km dengan sumber air dari Bayan Har Mountains dan berujung di Bohai Sea. Air di Sungai Kuning sempat meluap sebanyak 2 kali, tahun 1887 dan 1938.

Luapan air Sungai Kuning yang terjadi di tahun 1938 menjadi banjir terparah ketiga yang pernah terjadi. Banjir yang terjadi tersebut bukanlah banjir alami, melainkan buatan. Pemerintah China saat itu sengaja menciptakan banjir selama Perang Sino-Jepang II. Niat utama ingin menyapu tentara Jepang, banjir yang dihasilkan dengan menghancurkan tanggul di Sungai China tersebut malah menyapu penduduk China. Tidak ada tentara Jepang yang menjadi korban jiwa dalam banjir tersebut. Korban jiwa ditaksir mencapai 800.000 orang.

2. Banjir Sungai Kuning - 1887

1887 Yellow River flood

Jika banjir di Sungai Kuning yang terjadi pada tahun 1938 adalah murni ciptaan Pemerintah China, banjir yang terjadi pada tahun 1887 adalah murni bencana alam. Memang sudah diperkirakan bahwa Sungai Kuning sangat rentan dengan banjir. Ini dikarenakan tingkat ketinggian air yang terus meningkat hingga melewati tanggil.

Dan akhirnya, hal buruk yang sudah diperkirakan pun terjadi. Sebuah banjir besar terjadi pada bulan September 1887. Air dari Sungai Kuning meluap, melewati tanggul dan merendam sebagian besar wilayah China. sebanyak 2 juta orang meninggal dunia akibat banjir besar tersebut. Rumah, area peternakan, dan sawah, semuanya hancur tak bersisa.

1. Banjir China - 1931

1931 China floods

Dari semua bencana banjir yang terjadi, ada satu bencana banjir yang dianggap paling parah di dunia. Dan lagi-lagi, banjir tersebut terjadi di China. Banjir terparah tersebut terjadi pada tahun 1931. Banjir yang kali ini terjadi diakibatkan oleh aliran air yang meluap dari Sungai Yangtze, sungai terpanjang yang ada di Asia.

Aliran air yang menyapu China tersebut membuat banyak orang meninggal dunia. Korban jiwa yang jatuh mencapai 1.000.000 sampai 4.000.000 orang. Tidak ada bangunan yang tersisa akibat banjir tersebut. Aliran air Sungai Yangtze yang tercemar menambah masalah kesehatan bagi mereka yang terkena banjir. Dua tahun kemudian, terjadi banjir lagi di Sungai Yangtze. Belajar dari kesalahan, Pemerintah China akhirnya menciptakan program penanggulangan bencana alam agar tidak terjadi korban jiwa dan kerusakan yang parah.

Disclaimer: gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami di halaman ini.
Kirim Artikel
Lihat artikel yang unik atau menarik? Bagikan artikel tersebut ke banyak orang dengan mengirimkannya ke Portal Tahupedia. Senangnya berbagi bersama. Kirim Sekarang
Follow Us
© 2013 TahuPedia.com. Designed by Civira
down kembali ke atas