Harus diakui meski di lidah terasa menyakitkan, akan amat sulit bagi kita orang Indonesia untuk menyingkirkan cabai dari menu makanan. Tanpa cabai kurang nikmat, begitulah kira-kira ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya kehadiran cabai dalam piring makan. Untuk cabai sendiri sebenarnya ada banyak sekali jenisnya. Setiap negara memiliki cabainya sendiri dan tentu dengan tingkat kepedasan yang berbeda juga. Tingkat kepedasan dilambangkan dengan SHU = Scoville Heat Unit. Semakin tinggi SHU, maka semakin pedas cabai tersebut. Ada 10 cabai yang dianggap sebagai cabai paling pedas di dunia. Memakannya bisa menimbulkan tangis, perut sakit, dan bahkan bisa sampai pingsan. Inilah dia 10 cabai terpedas yang ada di dunia.
Ghost Pepper memiliki beberapa nama lain seperti Bhut Jolokia dan Ghost Jolokia. Sejarah dari Ghost Pepper tercipta dari gabungan dari beberapa cabai lain seperti Capsicum chinense dan Capsicum frutenscens. Dimana kedua cabai tersebut masih memiliki relasi dengan Naga Morich dari Nagaland dan Bangladesh.
Memang memiliki rasa pedas, namun tidak sepedas cabai-cabai lain yang ada di daftar ini. SHUnya hanya 1.041.427 SHU. Nama Ghost Pepper mencuat ke permukaan dari sebuah video yang ada di YouTube. Dari sanalah kemudian muncul sejumlah tantangan untuk mencoba seberapa pedas cabai ini. Dan memang saat itu, cabai inilah yang terpedas.
Semakin keren suatu nama cabai, itu menandakan bahwa cabai itu memang benar-benar pedas. Seperti Naga Viper ini, namanya mengingatkan kita dengan 2 makhluk sekaligus. Yang pertama adalah makhluk mitologi Naga yang ada di Cina dan juga hewan kadal raksasa yang ada di Indonesia yakni komodo.
Naga Viper adalah cabai terpedas yang masuk dalam Guinness World Record sebagai salah satu cabai terpedas di dunia. Dengan tingkat SHUnya yang mencapai 1.382.118 SHU. Naga Viper ini merupakan cabai hasil kembangan Gerald Forwlwe dari The Chilli Pepper Company yang ada di Cark, Cumbria. Ada 3 cabai yang digunakan untuk menghasilkan cabai ini yaitu Naga Morich, Bhut Jolokia, dan Trinidad Scorpion.
Sempat menyinggung soal komodo, ternyata ada satu cabai yang diberi nama dengan Komodo Dragon Chili Pepper. Meski kadal komodo berasal dari Indonesia, cabai satu ini tidak berasal dari Indonesia. Cabai khas Indonesia adalah cabai rawit atau Thai chilli. Sedangkan Komodo Dragon adalah cabai yang berasal dari Inggris. Sama seperti Naga Viper.
Komodo Dragon diciptakan melalui proses yang lama dan terdiri dari variasi 7 Pot Pepper. Yang menciptakan cabai ini adalah Salvatore Genovese. Ia dikenal sebagai salah satu produsen cabai terbesar yang ada di Inggris. Dengan lahan seluan 7 acre di Blunham, Salvatore melakukan uji coba menggabungkan beberapa jenis cabai untuk bisa menghasilkan Komodo Dragon.
Selama 3 tahun sejak 2011 Trinidad Scorpion Butch T dianggap sebagai cabai terpedas dunia oleh Guinness World Record. Sampai akhirnya muncul cabai-cabai lain yang memiliki tingkat kepedasan lebih tinggi dari Trinidad Scorpion Butch T. Tapi hal tersebut tidak mengubah anggapan bahwa cabai ini memang memiliki rasa pedas yang luar biasa,
Tingkat kepedasannya adalah 1.463.700 SHU. Pedas? Sudah pasti. Kenapa dinamakan Scorpion, itu karena bagian batang dari cabai ini memiliki bentuk yang panjang dan melengkung seperti ekor kalajengking. Nama Butch sendiri diambil dari nama si penciptanya yakni Butch Taylor. Kalau asalnya darimana, seharusnya sudah bisa ditebak dari namanya yakni Trinidad dan Tobago.
Ada banyak cabai pedas yang diciptakan dengan bantuan tangan manusia. Salah satunya adalah cabai berikut yang dinamakan 7 Pot Primo. Adalah seorang ahli holtikultur bernama Troy Primeaux yang berhasil melakukan uji coba dan menciptakan 7 Pot Primo. Ciri-ciri cabai ini adalah bentuk bulat kecil dengan ekor yang panjang.
Berbicara soal pedas, 7 Pot Primo memiliki level kepedasan yang mencapai 1.469.000 SHU. Sebagai perbandingan dengan cabai rawit atau Thai chili, cabai rawit memiliki level kepedasan 50.000-100.000 SHU. Jadi cabai 7 Pot Primo ini jauh lebih pedas lagi. Dua bahan yang digunakan untuk menghasilkan cabai ini adalah Naga Morich dan Trinidad 7 Pop Pepper.
Naik satu tingkat dari 7 Pot Primo yakni 7 Pot Douglah. Tampaknya orang Trinidad memang sangat suka dengan makanan pedas hingga 3 cabai mereka masuk dalam daftar. Untuk cabai 7 Pot Douglah ini sedikit lebih pedas dari 7 Pot Primo dengan level SHU mencapai 1.853.936. Bukan suatu hal yang bagus untuk dimakan bagi mereka yang tidak suka pedas.
Berbeda dengan 7 Pot Primo, cabai super pedas ini memiliki ukuran 2 inci, kecil, berwarna gelap seperti dark chocolate. Di awal tumbuhnya, 7 Pot Douglah akan berwarna hijau. Setelah warnanya berubah menjadi gelap barulah cabai tersebut mencapai tahap matang dan siap untuk diolah. Berbicara soal rasa, cabai ini memiliki rasa seperti buah. Namun dengan rasa pedas yang bisa datang dengan cepat di mulut.
Termasuk dalam cabai terpedas yang terbentuk secara alami. Maksud alami disini adalah, Trinidad Scorpion Moruga memang dihasilkan secara alami tanpa ada kombinasi dari cabai apapun. Asalnya dari sebuah lahan yang ada di Moruga, Trinidad dan Togabo. Trinidad Moruga Scorpion memiliki tingkat kepedasan hingga 2.009.231 SHU.
Bentuknya yang kecil membuat orang meremehkan cabai satu ini. Ketika cabai ini digigit, dengan segera rasa pedasnya akan langsung terasa di mulut. Rasa pedas dan panas akan membuat yang memakannya seperti berada di neraka. Bisa dibilang rasa pedasnya kurang lebih sama seperti cabai Carolina Reaper. Minum air putih beberapa gelas tidak menjamin dapat menghilangkan rasa pedas dan panas yang ada di mulut.
Sempat beberapa tahun Carolina Reaper didapuk sebagai cabai terpedas di dunia. Namun itu dulu, sekarang ini posisinya sudah bukan lagi yang paling pedas, ia sudah tergeser ke posisi 3. Namun dengan SHU yang masih sama yakni 2.200.000 SHU. Masih dalam ukuran dan warna yang sama, pedasnya Carolina Reaper masih tetap tidak masuk akal.
Carolina Reaper bukanlah cabai yang tumbuh secara alami. Untuk bisa menghasilkan cabai dengan tingkat kepedasan yang gila itu, diperlukan bantuan tangan manusia. Adalah Ed Currie asal South Carolina yang melakukan eksperimen menciptakan Carolina Reaper. Dia mengkombinasikan Ghost Pepper dengan Habanero dan jadilah Carolina Reaper.
Pecinta kartun tentu ingat seperti apa gambaran sebuah sosok karakter ketika memakan sesuatu yang panas dan pedas. Mulut keluar api seperti naga, kurang lebih seperti itulah gambarannya. Dan gambaran itu yang menjadi inspirasi nama dari cabai terpedas kedua dunia yakni Dragon's Breath. Memakannya bisa membuat mulut seseorang seperti mengeluarkan api.
Sudah jelas dengan nama Dragon's Breath, cabai ini bukanlah cabai sembarangan. Tingkat kepedasannya mencapai 2.480.000 SHU. Ini adalah salah satu dari 2 cabai yang berhasil menggusur posisi Carolina Reaper sebagai cabai terpedas dunia. Dragon's Breath dikembangkan oleh Mike Smith dan Nottingham Trent University. Sayang, posisinya sebagai cabai terpedas dunia tidak bisa bertahan lama.
Dan yang menggeser posisi Dragon's Breath sebagai cabai terpedas dunia, tidak lain tidak bukan adalah Pepper X. Pepper X ternyata masih memiliki hubungan dengan Carolina Reaper. Carolina Reaper diciptakan dan dikembangkan oleh perusahaan cabai bernama The Puckerbutt Pepper Company. Perusahaan yang sama inilah yang menciptakan satu cabai lagi yang pedasnya mengalahkan Carolina Reaper dan Dragon's Breath yaitu Pepper X.
Kepedasan Pepper X jauh melebihi pendahulunya yakni Carolina Reaper dan Dragon's Breath dengan tingkat SHU mencapai 3.180.000. Sungguh bukan cabai main-main. Memang masih belum diverifikasi oleh pihak Guinness Book of Record, namun ini hanya tinggal menunggu waktu saja. Gigitan pertama kalian akan merasakan rasa seperti cabai biasa, namun setelah itu barulah rasa yang sesungguhnya muncul. Tak banyak orang yang bisa bertahan memakan cabai satu ini.