Tidak ada yang menyangka bahwa di awal tahun 2020 ini muncul wabah penyakit yang sudah menjadi pandemik yaitu Virus Corona. Virus Corona atau yang disebut juga dengan COVID-19 ini menjadi heboh setelah menyerang banyak orang di berbagai negara dengan begitu cepatnya. Bermula dari kota Wuhan yang ada di Cina, kini hampir seluruh negara terdeteksi ada penderita Virus Corona. Sejumlah informasi hoax atau palsu tersebar mengingat banyak orang yang begitu takut tertular penyakit tersebut. Untuk sedikit mengurangi serta mengeri apa itu Virus Corona, berikut sejumlah fakta menarik tentang virus tersebut.
Virus Corona atau COVID-19 adalah salah satu dari 4 virus dari beberapa virus yang bisa menyebabkan masalah pernapasan pada manusia. Salah satu contohnya yang paling sering ditemukan adalah flu. Bagi mereka yang terkena flu, mereka masih tergolong masuk dalam tahap awal atau ringan.
Kalau didiamkan terus menerus, orang yang terserang Virus Corona bisa menderita masalah pernapasan yang lebih akut lagi. Contohnya adalah Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Kenapa bisa dinamakan Corona, ini karena bentuk virus tersebut yang mirip dengan bentuk crown (mahkota).
Ketika berbicara tentang penyakit, apalagi Corona yang sedang heboh di dunia saat ini, pasti ada lokasi munculnya dimana. Tidak mungkin serta merta langsung jatuh korban dimana-mana. Pertama kali Virus Corona ditemukan adalah kota Wuhan. Ketika awal kemunculannya, sudah ratusan orang yang diketahui menderita Virus Corona.
Tidak butuh waktu lama untuk Virus Corona bisa menular ke orang lain bahkan yang ada di luar Cina sekalipun. Dalam kurun waktu beberapa bulan, sejumlah negara di dunia mulai bersuara bahwa sudah mulai ada penduduk di negaranya yang terindikasi menderita Virus Corona. Mereka yang menampakan gejala langsung dievakuasi dan dikarantina untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Seperti kebanyakan penyakit, pastinya memiliki gejala. Begitu juga dengan Virus Corona. Mereka yang terserang Corona biasanya akan memunculkan gejala seperti demam tinggi, flu, hidung berair, sakit kepala, batuk, dan nyeri tenggorokan. Semua gejala tersebut kurang lebih sama seperti flu biasa yang menyerang orang di saat musim hujan atau dingin.
Dikarenakan gejalanya mirip dengan flu, sontak membuat orang yang memiliki ciri-ciri di atas langsung panik. Pada awalnya, Virus Corona diperkirakan akan menunjukkan gejalanya pada waktu 6 hari. Tapi sekarang masa inkubasi Virus Corona diperpanjang menjadi 14 hari. Jadi, apabila seseorang ada pernah melakukan kontak dengan orang yang terindikasi terkena Virus Corona, butuh waktu 14 hari bagi kalian untuk virus tersebut beraksi dan menunjukkan gejalanya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa virus COVID-19 berasal dari kota Wuhan. Tapi bagaimana asal mula virus ini ditemukan atau ditularkan melalui apa. Perlu kalian ketahui lebih dahulu bahwa COVID-19 termasuk dalam virus zoonotic, artinya, virus ini disebarkan antara binatang dan manusia.
Setelah ditelusuri lebih dalam, diketahui bahwa sumber COVID-19 adalah hewan. Lalu virus ini menular ke manusia. Hewan yang ditengarai menjadi sumber COVID-19 adalah kelelawar. Ini dikarenakan ditemukan banyak persamaan antara COVID-19 dengan DNA yang diperoleh dari kelelawar. Dan kelelawar ini banyak diperjualbelikan di pasar sebagai hewan eksotis.
Asal muasal COVID-19 sudah jelas berasal dari hewan kelelawar. Dan orang-orang Wuhan cukup sering mengkonsumsi daging kelelawar yang membuat virus ini kemudian menyebar ke manusia. Lalu, bagaimana cara penularan virus COVID-19 dari manusia yang satu ke manusia yang lain? Secara kanibalisme sudah sangat jarang ditemukan.
COVID-19 menyebar antar manusia melalui tetesan liur atau lendir yang keluar ketika seseorang batuk atau bersin. Perlu diingat bahwa gejala orang yang terserang COVID-19 sama seperti flu biasa. Maka dari itu kalian yang sedang terkena flu, batuk, pilek, dan bersin, diharuskan untuk menggunakan masker.
Tidak perlu panik akan penyebaran Virus Corona yang sangat cepat ini. Meski penyebarannya luar biasa cepat, bukan berarti tidak ada kesempatan bagi kita untuk mencegah virus ini masuk ke dalam tubuh. Yang perlu kalian lakukan untuk mencegah tertular Virus Corona adalah lebih teliti dan perduli terhadap kesehatan diri sendiri.
Virus Corona menyerang mereka yang jorok dan memiliki kekebalan tubuh rendah. Disarankan untuk menjauhi tempat-tempat yang ramai dan selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah menyentuh suatu benda. Gunakan masker apabila kalian tengah pilek atau batuk dan segera buang masker tersebut apabila sudah pernah dipakai 1 kali. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, jangan lupa untuk berolahraga, makan makanan yang bergizi, minum vitamin, dan istirahat cukup.
Perlu diketahui bahwa semua orang memiliki kemungkinan untuk terserang Virus Corona. Namun ada kemungkinan lebih tinggi di sekelompok orang. Jadi apabila kalian berada di luar lingkup kelompok tersebut, persentase kalian terserang Virus Corona akan lebih kecil. Apalagi kalau kalian jaga kebersihan dan imunitas kalian tinggi.
Mereka yang memiliki persentase tinggi tertular Corona adalah mereka yang sudah tua, memiliki catatan kesehatan yang buruk, menderita suatu penyakit, dan pekerja di bidang kesehatan. Penyebaran yang cepat ke beberapa negara di luar Cina bisa terjadi karena masa inkubasi Virus Corona yang butuh waktu 14 hari untuk bisa muncul gejala. Jadi, mereka yang terlihat sehat, bisa saja di tubuhnya sudah tertempel Virus Corona namun masih belum menunjukkan tanda-tanda. Makanya virus ini bisa menyelinap keluar dari Cina.
Jika ditanya apakah ada kemungkinan COVID-19 bisa merenggut nyawa seseorang, jawabannya adalah iya. Tapi bukan berarti bisa langsung membunuh seketika tanpa sebab. Di dunia kesehatan, semua hal ada hitungannya. Meski penularan COVID-19 luar biasa cepat, namun angka kematian yang diakibatkan virus tersebut, tidaklah tinggi.
Persentase kematian akan COVID-19 diperkirakan berada di angka 2,3%. Bila dibandingkan dengan penyakit lain, angka ini masih dianggap rendah. Orang-orang yang meninggal karena positif COVID-19 ternyata tidak murni menderita COVID-19 saja. Persentase kematian akan COVID-19 akan meningkat untuk mereka yang berada di usia lanjut dan mereka yang sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan seperti diabetes, gagal ginjal, dan jantung.
Di tengah hebohnya berita tentang Virus Corona, gejala, dan kematian akan virus tersebut, muncul juga teori konspirasi tentang Virus Corona. Karena pemikiran orang tidak bisa dibatasi, jelas ada banyak teori konspirasi bermunculan seputar Virus Corona. Apalagi mengingat Cina saat ini memang sedang maju perekonomiannya.
Teori konspirasi yang paling populer adalah Virus Corona merupakan senjata biologis yang dibuat dan disebarkan untuk menghancurkan Cina. Perekonomian Cina kini tengah berkembang pesat hingga membuatnya bisa menjadi pesaing dari negara adikuasa lainnya. Untuk menghancurkan Cina, maka dibuat dan dilepaslah sebuah virus berbahaya untuk membuat Cina hancur. Hasilnya terbukti dengan menurunnya nilai pertumbuhan ekonomi. Para perusahaan meliburkan karyawannya agar tidak ada yang tertular virus. Apapun teorinya ada baiknya tidak perlu dipercaya 100% sampai ada pernyataan resmi dari negara yang bersangkutan. Dan kita jangan sebarkan hoax agar masalah tidak semakin besar.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah resmi menyatakan bahwa Virus Corona dinyatakan sebagai pandemik. Apa sih yang dimaksud dengan pandemik? Suatu penyakit dikatakan sebagai pandemik apabila penyakit tersebut berhasil menularkan dan mengancam kesehatan banyak orang di seluruh negara dalam waktu bersamaan.
Sebelum kemunculan Virus Corona di tahun 2020, sebelumnya sudah pernah muncul pandemik pada tahun 2009 yaitu flu babi. Banyak negara melaporkan bahwa sudah ada banyak kasus yang muncul. Dan negara kita yakni Indonesia menjadi negara kesekian yang akhirnya terjangkiti juga oleh Virus Corona. Meski angka korban masih bertambah, yang sehat pun juga semakin bertambah. Untuk mengamati perkembangan negara mana saja yang terdapat kasus Corona, korban kematian, dan orang yang berhasil sehat, bisa disimak di Worldometers.