Film horror, kalau kalian sudah sering menonton film horror pastinya sudah familiar dengan beberapa konsep yang ada film hororr. Maka dari itu, ketika kalian menonton film horror yang baru dan ternyata memakai formula yang sama, akan muncul rasa bosan. Beberapa hal klise seperti ini yang seharusnya mulai dikurangi atau kalau tidak, bisa dibuat lebih berbeda agar penonton tidak bosan. Seperti apa sih hal klise yang banyak digunakan di film horror? Inilah dia penjelasannya.
Di kehidupan nyata, handphone yang mendadak hilang sinyal adalah bencana besar. Kita jadi tidak bisa melakukan apapun seperti menghubungi orang, mengecek saham, belanja online, dan lain sebagainya. Di film horror pun demikian, susah sinyal sama saja dengan celaka karena ketika dikejar hantu atau pembunuh, kita tidak bisa meminta bantuan orang lain.
Kalau kalian sering menonton film horror, pasti akan selalu ada saja kejadian dimana korban dikejar hantu atau pembunuh tapi tidak bisa menghubungi polisi karena handphonye tidak ada sinyal. Adegan seperti ini sudah seperti jamur. Secara sekarang ini orang sudah pintar, sudah bisa menebak area mana yang tidak bisa dijangkau oleh sinyal, kenapa masih coba kesana. Dan lagi, kenapa setiap momen berbahaya, korbannya selalu tidak bisa menghubungi pihak berwajib.
Rasisme bukan hal baru lagi di dunia, bahkan di Hollywood sekalipun. Terlihat dari berapa banyak aktor kulit hitam yang memenangkan Piala Oscar lebih sedikit daripada aktor kulit putih. Itulah yang sempat membuat beberapa aktor kulit hitam kesal terhadap industri perfilman di Hollywood. Tidak hanya dalam ajang penghargaan, dalam film pun demikian.
Hampir di setiap film seram yang mengikutsertakan aktor kulit hitam, pasti aktor kulit hitam akan dibuat menjadi yang paling pertama mati. Hal klise seperti ini yang membuat jalannya suatu film mudah ditebak. Beberapa film saja yang mau mempertahankan aktor kulit hitam tetap hidup sampai kisah horror tersebut terungkap.
Adalah hal yang paling aman ketika tahu kalian berada dalam bahaya dan tetap berada dalam satu grup. Begitulah awalnya rencana sebuah grup atau kelompok yang ada di setiap film horror. Namun entah kenapa, rencana tersebut hancur dengan adanya anggota yang mulai memutuskan untuk lebih baik berpencar.
Ide berpencar ini dilakukan dengan tujuan agar bisa mencari pertolongan. Tapi yang ada, malah satu persatu orang malah dihabisi atau diteror oleh sosok yang menakutkan. Entah hantu atau pembunuh. Kalian tentu sadar dengan banyaknya film yang mengadopsi adegan berpencar ini. Dan seketika itu pula kalian akan senyum-senyum sendiri dan sudah mulai bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Saking banyaknya film horror yang tayang di bioskop, kita jadi sedikit banyak tahu jalan ceritanya seperti apa, dimana letak adegan mengagetkannya, siapa karakter yang akan mati, dan lain sebagainya. Seperti tidak mau ingin membuat sesuatu yang berbeda dari sutradara dan penulis skenarionya. Seperti hal dimana kendaraan selalu mati di saat penting.
Banyak film horror, dimana adegan mencekam atau awal mula teror dimulai dari kendaraan yang rusak. Di saat aktor utama mobilnya mogok dan minta tolong kepada orang asing, ternyata orang asingnya adalah pembunuh berdarah dingin. Dimana saat ingin kabur dari pembunuh, mobilnya susah dinyalakan atau benar-benar mati total. Padahal sebelumnya kendaraan tersebut dalam kondisi prima, mendadak bisa rusak. Sungguh aneh dan konyol.
Terjatuh saat berlari memang sangat mungkin terjadi. Tapi apa mungkin di setiap film horror, aktor atau aktrisnya yang sedang lari dikejar hantu atau pembunuh, selalu saja terjatuh dengan sebab yang konyol. Kalian sedang dikejar bahaya, tapi malah jatuh yang membuat akhirnya kalian tertangkap dan dibunuh.
Kalian coba sebut film horror mana yang aktor atau aktrisnya dapat berlari dengan lancar tanpa terjatuh. Nyaris semuanya ada adegan dimana mereka terjatuh ke lantai. Lebih parahnya lagi, setelah jatuh, seolah tenaga sudah habis dan tidak sanggup lagi berdiri. Ditambah dengan ide brilian dimana mereka akan menyuruh temannya pergi biar dirinya menjadi tumbal. Mendadak jadi pahlawan demi teman-temannya.
Film horror kalau tidak mengenai hantu, ya pembunuh berdarah dingin. Salah satu hal yang umum terjadi di film horror adalah dimana penjahatnya ini sangat tidak konsisten dalam perihal kekuatan. Selalu di awal cerita, sosok hantu atau pembunuh digambarkar sebagai sosok mengerikan yang sepertinya sulit untuk ditangkap atau dikalahkan.
Kemudian, lama kelamaan sosok penjahat ini seperti melemah tanpa sebab yang jelas. Kalau hantu, hantu ini bisa dikalah dengan hal sederhana. Menyebut nama atau dilakukan pengusiran setan yang biasa. Kalau pembunuh, tiba-tiba saja pembunuh melakukan hal bodoh yang membuat identitasnya ketahuan lalu dikalahkan juga dengan cara yang anti klimaks. Inkonsistensi dari kekuatan penjahat ini yang sering membuat penonton jadi kecewa.
Percayalah, tidak ada basement atau ruang bawah tanah yang aman bagi kalian semua apabila kalian menonton film horror. Ini kami berikan informasi bahwa kalau ada adegan dimana aktornya harus pergi ke ruang bawah tanah, kondisi di ruang bawah tanah tersebut penuh dengan barang-barang tak berguna, sempit, dan tentunya gelap.
Ruangan sempit dan gelap, kombinasi ini seharusnya sudah langsung bisa kalian tebak akan ke arah mana. Sebut saja The Conjuring, Signs, Don't Breathe, dan Silence of the Lambs ada adegan ruang bawah tanah yang sempit dan gelap. Sudah tahu berbahaya, aktornya masih mau saja masuk ke ruangan tersebut. Hasilnya, diganggu hantu tentu saja.
Lanjut dari ruang basement yang gelap tentu saja akan ada jump scare atau kejutan mengerikan yang siap membuat penonton berteriak dan memalingkan wajah dari layar kaca. Memang sudah menjadi suatu hal yang tidak dipisahkan antara jump scare dan film horror. Semua film horror pasti ada jump scarenya.
Padahal, film horror tidak melulu tentang jump scare. Jika sutradara dan penulis skenarionya kreatif, bisa saja mereka membangun suasana mencekam tanpa harus ada adegan jump scare. Lagipula, terlalu banyak film menggunakan jump scare, penonton lama kelamaan jadi hafal dimana ada adegan jump scare dan tidak takut lagi.
Kita tahu bahwa manusia itu kadang kala bisa menyebalkan dan keras kepala kalau dinasehati. Mungkin sifat manusia ini yang kemudian menjadi ide bagi si penulis skenario untuk membuat adegan dimana ada kelompok orang yang tak perduli dengan nasehat orang dan lebih memilih jalan yang berbahaya.
Masih bisa masuk di akal apabila aktornya melakukan kebodohan-kebodohan kecil, tapi apabila sudah jelas dimana ada pilihan dimana ada jalan yang ramai dan sepi, yang dipilih malah jalan yang sepi. Dan kita sebagai penonton sudah tahu bahwa akan ada suatu hal buruk yang terjadi apabila mengambil jalan sepi tersebut.
Format andalah dari semua film horror adalah, ada sebuah grup dimana terdiri dari wanita yang cantik dan seksi, wanita biasa saja, ada yang menyebalkan, ada yang tampan dan keren, dan ada yang terlihat seperti kutu buku. Ini seperti sudah pasti ada di setiap film horror apapun yang kalian tonton. Dan kalian sudah bisa tebak sendiri nasib dari orang-orang tersebut seperti apa.
Mereka yang menyebalkan, berkulit hitam, atau yang seksi, selalu saja mati di awal cerita. Menyisakan orang-orang yang biasa untuk menghadapi teror yang mereka hadapi. Film horror modern yang biasanya menggunakan format karakter seperti itu, sedangkan film horror zaman dulu tidak. Makanya, film horror zaman dulu itu lebih menarik dan menyeramkan meski dengan efek CGi yang masih buruk.