Film tercipta dengan tujuan untuk memberikan hiburan dan juga sejumlah informasi. Namun, tidak semua yang ada di film bisa kita percaya begitu saja. Yang namanya film, pasti ada banyak bagian yang dilebih-lebihkan agar bisa membuat orang banyak yang nonton dan kagum. Padahal, kenyataannya tidaklah seperti itu. Hal ini berakibat pada banyaknya orang percaya akan hal yang ada di film padahal itu hanyalah mitos untuk menghibur semata. Seperti yang akan dibahas di bawah ini, sejumlah mitos dalam film yang banyak orang percaya karenanya. Apa saja?
Di film, bila ada orang yang mati secara mendadak bisa dihidupkan kembali dengan sebuah alat ajaib yang dinamakan defibrilator. Di banyak film bisa kalian temukan adegan dimana orang dihidupkan kembali dengan begitu mudahnya menggunakan alat ini. Caranya adalah dengan mengalirkan listrik dari defribilator ke jantung orang yang meninggal dan membuatnya berdetak kembali.
Guna dari defribilator yang sebenarnya ternyata bukanlah demikian. Bukan untuk menghidupkan kembali orang, defibrilator justru digunakan untuk menghentikan detang jantung setelah mengalami gangguan ritme. Nah, orang yang jantungnya dihentikan tersebut lalu dilakukan CPR oleh dokter atau ahli kesehatan lainnya dan membuat jantungnya berdetak dengan normal kembali atau istilahnya di-restart.
Punya pistol dan ingin membunuh orang tanpa diketahui orang di sekitar? Mudah saja, cukup pasang silincer,suppressor atau peredam, maka suara pistol tidak akan terdengar. Percikan api serta bubuk ledakannya juga tidak akan terdeteksi. Namun, film tetaplah film, tidak semua adegan di dalam film itu nyata. Sama seperti kasus peredam pistol.
Peredam pistol memang benar ada, tapi kegunaannya tidak sehebat yang ditunjukkan di film. Tujuan sebenarnya dari peredam pistol adalah untuk mengurangi tingkat kebisingan dari pistol tersebut agar tidak terlalu sakit di telinga. Meski sudah dipasang peredam, pistol tetap saja pistol. Suaranya tetap bisa terdengar bahwa itu adalah suara tembakan dan cukup membuat orang di sekitar sadar.
Perang dalam film Star Wars dan Star Trek memang sangat keren. Digambarkan bahwa pesawat perang melakukan pertempuran di luar angkasa dan menembakan senjata laser yang penuh dengan warna. Warna-warni laser ini sudah seperti warna pelangi. Ada yang merah, biru, kuning, hijau, ungu, dan lain sebagainya.
Ada hal yang perlu diluruskan disini. Senjata laser bila berhasil diciptakan tidak akan bisa menghasilkan warna-warni yang tampak seperti dalam film. Senjata laser hanya akan berwarna transparan alias tidak terlihat. Bagaimana caranya agar bisa terlihat dan memiliki warna? Caranya adalah dengan menggunakan sebuah alat yang bisa membuat cahaya laser terlihat dan berwarna.
Orang-orang sempat dibuat percaya bahwa untuk membuat laporan orang hilang, syaratnya adalah orang tersebut sudah hilang minimal setelah 24 jam atau satu hari. Kepercayaan ini didapat dari banyak adegan di film dimana polisi baru akan memproses orang hilang setelah diyakini 24 jam tidak kembali atau dihubungi.
Fakta yang terjadi di lapangan tidaklah demikian. Bila seseorang sudah melaporkan ada kenalan atau keluarga yang hilang, polisi akan langsung segera memprosesnya, tidak perlu menunggu waktu 24 jam. Alasannya adalah agar polisi lebih cepat dalam menemukan orang yang dicari. Kalau harus menunggu waktu hingga 24 jam, ditakutkan orang tersebut semakin sulit dicari dan keselamatannya semakin terancam.
Ketika satu pistol tidak cukup keren dan efektif dalam menghabisi lawan dalam jumlah banyak, maka tambahkan satu pistol lagi jadi tangan kanan dan kiri masing-masing memegang satu pistol. Hasilnya sudah jelas ditebak, sang jagoan bisa menghabisi musuh-musuhnya dengan cepat dan tanpa ada tembakan yang meleset.
Perlu diketahui bahwa menembak dengan satu pistol itu sudah sulit. Ditambah dengan satu pistol lagi membuat akurasi tembakan menjadi berkurang. Di situasi nyata yang gawat, lebih baik menembak dengan satu pistol dengan tangan yang satunya berfungsi sebagai penopang untuk membantu menahan gaya yang dikeluarkan pistol dan untuk mengarahkan pistol tepat ke musuh.
Penggunaan bahan peledak salah satunya granat bukanlah lagi menjadi hal baru dalam film, apalagi di film dengan genre action perang. Kalau kalian pernah menonton film perang, kalian pasti melihat satu adegan yang sangat sering ditampilkan yakni seseorang menarik ring granat dengan menggunakan gigi ketimbang tangan. Dan lagi-lagi, itu terlihat sangat keren.
Aslinya, menarik ring pada granat itu lebih rumit dan tentunya berbahaya dari yang terlihat di film. Ada mekanisme khusus yang harus dilakukan saat menarik pin granat dimana harus ada sedikit memutar ketika menariknya. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan tangan, bukannya mulut. Memaksakan menarik pin granat menggunakan gigi malah bisa menyebabkan gigi patah.
Banyak film yang menampilkan bahwa orang yang ditahan di penjara diperbolehkan untuk melakukan komunikasi dengan orang luar menggunakan telepon. Entah itu orang yang baru ditangkap ataupun orang yang sudah lama ditahan di penjara. Jika memang waktunya tiba, mereka dipersilahkan untuk menelpon keluarganya.
Di kenyataan, semua orang yang dimasukan ke dalam penjara, tidak 100% mendapatkan haknya untuk menelepon ke luar. Hak untuk menelpon semakin dilupakan apabila kejahatan yang dilakukan ternyata adalah kejahatan berat. Ini dilakukan untuk mencegah adanya kemungkinan tahanan menghilangkan barang bukti, melarikan diri, atau hal lainnya yang bisa mempersulit proses penyelidikan polisi.
Film action tembak menembak memang sangat seru untuk ditonton. Tapi, ada fakta yang dibelokan di film demi bisa membuat penonton terhibur. Ketika ada artis yang menembakan senjata ke arah lawan mainnya, pasti lawan mainnya akan merespon dengan melempar tubuhnya ke belakang. Mau itu ditembak dengan jarak dekat atau jauh, tubuh orang yang ditembak pasti terhempas ke belakang.
Efek ditembak tidaklah demikian. Di uji coba, tidak pernah ada seseorang yang ditembak lalu tubuhnya terhempas ke belakang. Kekuatan tembakan yang dihasilkan sebuah senjata api, apapun jenisnya tidak ada yang mampu menghasilkan kekuatan yang bisa membuat tubuh orang terhempas. Jika ada senjata yang mampu membuat tubuh orang terpental, maka yang menembakan senjata juga pastinya akan ikut terhempas.
Banyak film yang menunjukkan betapa ampuhnya sebuah sapu tangan atau kain yang sudah dibasahi dengan choloroform. Orang yang hidupnya ditutup dengan kain tersebut dalam hitungan detik bisa terkapar tak berdaya. Faktanya adalah, memang benar choloroform digunakan untuk membius orang, tapi tidak secepat itu.
Memang dalam dosis kecil, choloroform dapat digunakan untuk membuat orang tak sadarkan diri. Tapi itu tidak berlangsung dalam waktu yang instan. Kalau kalian lihat adegan di televisi, orang dibekap dengan choloroform hanya dalam hitungan 5 detik sudah tidur. Sebenarnya, dengan dosis yang banyak pun, butuh waktu hingga 5 menit sampai orang benar-benar terkujur lemas.
Masih berlanjut dari efek senjata laser warna-warni yang muncul di film perang luar angkasa. Selain senjata laser penuh warna dinyatakan mitos, masih ada satu lagi mitos yang perlu diluruskan yakni adanya suara di luar angkasa. Dirasa sinar laser warna-warni masih kurang keren, ditambahkan pula sound effect keras untuk membuat penonton semakin tertarik.
Di pelajaran fisika diajarkan bahwa untuk bisa terdengar, suara butuh medium perantara. Medium perantara ini adalah udara. Di luar angkasa yang kita semua tahu adalah ruang kedap udara. Tidak ada oksigen atau zat apapun disana. Makanya para astronot menggunakan pakaian khusus dan tabung oksigen. Jika di luar angkasa tidak ada udara sebagai medium agar suara bisa terdengar, bagaimana mungkin suara bisa terdengar?